Jakarta (Indonesia Window) – Produsen ban pesawat terbang Dunlop Aircraft Tyres akan menggandeng PT. Rubberman Indonesia sebagai mitra bisnisnya guna membangun pabrik dan vulkanisir di Karawang, Jawa Barat dengan nilai investasi tahap awal sekitar Rp1 triliun.
“Pada tahap pertama, pabrik ban vulaknisir diproyeksi bisa beroperasi dalam waktu 18 bulan. Setelah itu, mereka akan membangun fasilitas untuk memproduksi ban yang baru,” jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis, demikian laporan dari Jaringan Pemberitaan Pemerintah (JPP).
Dunlop Aircraft Tyres yang berasal dari Inggris merupakan salah satu produsen ban pesawat global dengan pabrik di China guna melayani konsumen di wilayah Asia Pasifik.
Sementara itu, PT. Rubberman Indonesia merupakan industri ban vulkanisir yang memiliki lebih dari 25 pabrik di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Menteri Agus menyampaikan rencana investasi tersebut merupakan sinyal baik bagi Indonesia di tengah kelesuan ekonomi global, sekaligus menandakan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama investasi bagi perusahaan kelas dunia.
“Salah satu nilai plus dari Indonesia, selain punya pasar domestik yang besar, adalah menjadi bagian terpenting di tingkat regional. Kami harapkan investasi ini bisa menarik perusahaan-perusahaan dari Singapura dan Malaysia untuk melakukan retreading ban di Indonesia,” paparnya.
Menteri menambahkan, investasi pembangunan pabrik ban pesawat tersebut berpotensi memacu pertumbuhan sektor industri dan ekonomi nasional menyusul pembangunan beberapa bandara di seluruh Indonesia.
“Apalagi industri pesawat secara konsisten tumbuh sebesar enam persen selama 10-20 tahun terakhir. Jadi, pertumbuhannya stabil, karena memang potensinya sangat besar sekali,” ungkapnya.
Pabrik ban baru tersebut juga akan mengefisienkan biaya perawatan atau vulkanisir ban pesawat operator penerbangan di tanah air yang selama ini melakukannya di China, Hongkong dan Thailand.
Di sisi lain, Indonesia yang berada di jalur Asia Pasifik memungkinkan bisnis vulkanisir ban merambah pasar Australia dan Selandia Baru.
Laporan: Redaksi