Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 4,53 miliar dolar AS pada Maret 2022 dengan nilai ekspor 26,50 miliar dolar AS dan impor 21,97 miliar dolar AS, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).

“Neraca perdagangan ini mengalami surplus selama 23 bulan secara beruntun,” kata Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, Senin.

Banner

Margo memaparkan, komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral, lemak hewan dan minyak nabati, serta besi dan baja. Tiga negara penyumbang surplus terbesar yaitu Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Dengan AS, perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 2 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati serta alas kaki.

Perdagangan RI dengan India juga mengalami surplus, sebesar 1,2 miliar dolar AS dengan penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral, serta lemak hewan dan minyak nabati.

Banner

Sementara itu, surplus perdagangan Indonesian dengan Filipina tercatat 916,9 juta dolar AS, dengan komoditas utama penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya.

Sebaliknya, perdagangan Indonesia mengalami defisit dengan beberapa negara, yaitu Thailand, Australia, dan Argentina.

Dengan Thailand, Indonesia mengalami defisit 565,6 juta dolar AS, dengan komoditas utama penyumbang defisit adalah gula dan kembang gula, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Banner

Sementara itu, transaksi perdagangan Indonesia dengan Australia mengalami defisit 515 juta dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit utama adalah bahan bakar mineral dan serealia.

Kemudian, defisit perdagangan Indonesia dan Argentina tercatat 261,6 juta dolar AS dengan komoditas serealia.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Maret 2022 masih mengalami surplus 9,33 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus pada periode yang sama pada 2021 sebesar 5,52 miliar dolar AS dan pada 2020 senilai 2,54 miliar dolar AS.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan