Banner

Dunia andalkan kepemimpinan Indonesia di G20 untuk aksi kebencanaan

Siswa SD No.2 Tanjung Benoa, Bali melakukan latihan simulasi perlindungan diri saat terjadi gempa bumi pada Selasa (24/5/2022). (BNPB)

Jakarta (Indonesia Window) – Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) mengatakan bahwa organisasi internasional ini mengandalkan kepemimpinan Indonesia di G20 dalam membawa isu kebencanaan dan menggalang aksi global dalam mengurangi dampak bencana.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Biro Krisis UNDP, Asako Okai, saat menjawab pertanyaan ANTARA usai pembukaan World Reconstruction Conference (WRC) ke-5 di Nusa Dua, Bali, Senin (23/5).

“Saya yakin presidensi Indonesia di G20 dapat mengangkat komitmen bersama dalam memperkuat aksi mengurangi dampak akibat bencana, termasuk di antaranya pandemi, dan berbagai jenis krisis lainnya,” kata Okai.

Dia menambahkan, dunia saat ini membutuhkan kepemimpinan yang mampu menggalang aksi nyata, terutama dalam kesiapsiagaan bencana.

“Kami mengandalkan kepemimpinan Indonesia (di G20), karena yang saat ini kita butuhkan adalah kepemimpinan dan aksi kolektif yang nyata. Kami berharap Pemerintah Indonesia dapat menyatukan seluruh pihak untuk bergerak dan tidak hanya berbicara,” tuturnya.

Banner

Menurut dia, banyak negara kini mulai menyadari pentingnya kesiapsiagaan bencana sejak terjadinya bencana tsunami di Aceh pada 2004.

“Sejak saat ini dunia mulai bergerak, terutama dalam membangun sektor kesiapsiagaan (bencana), dan banyak hal dibuat mulai dari rencana aksi nasional, rencana turunannya di sub-nasional, sampai rencana di tingkat komunitas. Namun, masih banyak hal yang perlu dilakukan,” katanya.

Oleh karena itu, UNDP bersama Bank Dunia, Uni Eropa, dan International Recovery Platform (IRP) kembali menggelar World Reconstruction Conference (WRC) ke-5 pada 23-24 Mei 2022.

Penyelenggaraan WRC tahun ini merupakan rangkaian kegiatan pra-GPDRR (Global Platform for Disaster Risk Reduction) yang juga digelar di Bali pada 25-28 Mei 2022.

Pertemuan WRC itu mencakup sejumlah diskusi teknis dan diskusi panel yang di antaranya membahas upaya negara-negara memulihkan sektor sosial ekonomi akibat krisis pandemik COVID-19.

Isu lain yang dibahas adalah pendanaan program-program pemulihan dan kesiapsiagaan bencana, terutama dalam mewujudkan dunia yang mampu cepat pulih dari krisis (resilience), serta lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Banner

Sumber: Antara

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan