Doktrin pertahanan Iran kini tidak didasarkan pada perang, melainkan strategi pertahanan aktif, dan “kami tidak akan membiarkan negara mana pun mengincar kami dan kami akan menghadapi semua musuh.”
Jakarta (Indonesia Window) – Operasi balasan yang diluncurkan oleh militer Iran terhadap Israel pada 13 April lalu, sebagai balasan atas serangan Israel terhadap fasilitas kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April, “hanyalah sebagian dari kapasitas dan kemauan kuat angkatan bersenjata Republik Islam.”
Hal tersebut ditegaskan oleh Atase Militer Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, Kolonel Mohammad Reza Movahhed, dalam sambutan pada perayaan Hari Angkatan Bersenjata 2024 negara tersebut, di Jakarta, Senin (29/4).
“Melihat peperangan dua abad terakhir di tingkat dunia, kita saksikan bahwa Iran tidak pernah memulai perang apa pun, meskipun telah berulang kali diserang oleh beberapa negara,” ujarnya, seraya menekankan bahwa Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran telah memilih “Doktrin Pertahanan” untuk melindungi perbatasan teritorialnya.
Dengan kepercayaan diri dan keyakinan pada para ahli dalam negeri, lanjutnya, Angkatan Bersenjata telah memproduksi dan melakukan swasembada peralatan dan senjata pertahanan.
“Meskipun ada sanksi kejam dari beberapa negara kolonialis, hari ini Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran berada di antara kekuatan top di kawasan dan dunia dan mampu meraih peralatan dan senjata militer paling modern,” ucapnya.
Kol. Movahhed menegaskan, doktrin pertahanan Iran kini tidak didasarkan pada perang, melainkan strategi pertahanan aktif, dan “kami tidak akan membiarkan negara mana pun mengincar kami dan kami akan menghadapi semua musuh.”
Menurutnya, perkembangan militer, terutama yang berkaitan dengan peralatan strategis, menjadi prioritas dari rencana Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran.
Namun demikian, berkaitan dengan produksi, penyimpanan dan penggunaan senjata pemusnah massal, tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanan Republik Islam Iran, dan ini sesuai dengan perintah Pemimpin dan Panglima Tertinggi (Imam Khamenei), ujar Kol. Movahhed.
“Kami sangat percaya pada persaudaraan, persahabatan dan hubungan yang adil serta kerja sama dengan negara-negara di dunia, terutama dengan negara-negara tetangga dan Muslim,” pungkasnya.
Dalam laporan baru-baru ini, Global Firepower (GFP), sebuah situs jejaring khusus pemeringkatan militer, menempatkan Iran di peringkat ke-14 dari 145 negara berdasarkan lebih dari 60 indeks.
Analisis terperinci mengenai kekuatan militer Iran mengungkapkan dominasi negara ini dalam kekuatan manusia, kekuatan darat, kekuatan angkatan laut, sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan logistik.
Iran telah mengembangkan industri militer yang berpengaruh dalam beberapa dekade terakhir, dengan memiliki berbagai jenis rudal, drone, dan sistem pertahanan berpemandu presisi, yang semuanya diproduksi di dalam negeri.
Laporan: Redaksi