Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Denmark telah memberikan rekomendasi energi kepada Indonesia dalam bentuk laporan Regional Energy Outlook di empat provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Riau.
“Denmark telah memberikan dukungan atas pengembangan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) untuk empat provinsi,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat memberikan pernyataan pers di Jakarta, Kamis.
Arifin mengungkapkan, Pemerintah Denmark membantu menganalisa skenario yang paling cocok untuk empat wilayah tersebut terkait sistem tenaga listrik yang terjangkau, tangguh dan ramah lingkungan, serta bagaimana energi alternative, khususnya peran energi baru dan terbarukan (EBT) dalam menggantikan energi fosil.
“Tantangan kita adalah memanfaatkan potensi EBT dalam outlook dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil,” tegas Arifin.
Kemitraan antara dua negara di bidang energi tersebut disambut hangat oleh Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Rasmus Prehn.
Rekomendasi yang diberikan oleh Denmark diharapkan dapat menciptakan iklim industri EBT yang lebih murah dan efisien.
“Selain bisa meningkatkan pemanfaatan EBT, rekomendasi ini mampu mewujudkan harga EBT yang lebih murah dan efisien dari teknologi yang diterapkan,” ujar Rasmus.
Rekomendasi outlook RUED yang diberikan oleh Denmark adalah sebagai berikut.
Outlook Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sulawesi Utara memiliki potensi pengembangan EBT, khususnya tenaga air, sedangkan Gorontalo berpotensi besar untuk mengembangkan energi surya. Apabila kedua provinsi ini berhasil mengembangkan energi hidro, energi surya dan menggunakan gas alam untuk menggantikan batubara, maka Sulawesi Utara dan Gorontalo dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar kurang lebih 50 persen pada 2030.
Outlook Kalimantan Selatan. Provinsi ini masih didominasi oleh penggunaan batubara, namun energi angin, surya dan siklus gas alam yang dikombinasikan dapat dijadikan alternatif energi yang murah untuk menggantikan batubara. Apabila pada 2030 provinsi ini berhasil mengembangkan EBT hingga 34 persen untuk pasokan listrik, maka emisi gas rumah kaca dapat berkurang hingga 48 persen pada 2030.
Outlook Riau. Riau dan Sumatera secara keseluruhan memiliki potensi EBT, khususnya energi angin dan surya yang melampaui peran EBT yang digambarkan pada RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2019-2028. Energi surya dan biogas dianggap kompetitif apabila mendapatkan skema pembiayaan yang baik. Apabila bauran EBT dapat mencapai 2/3 pasokan listrik Riau pada 2030 sesuai RUPTL, maka akan terjadi penghematan pembiayaan infrastruktur listrik sebesar 13 milyar rupiah.
Laporan: Redaksi