Banner

COVID-19 – Rusia terima permintaan 1 miliar dosis vaksin dari 20 negara

Ilustrasi. Rusia telah menerima permintaan untuk produksi satu miliar dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya dari 20 negara. (Image by Arek Socha from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Rusia telah menerima permintaan untuk produksi satu miliar dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya dari 20 negara, kata Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriev, dalam konferensi daring.

“Kami melihat minat yang besar di luar negeri atas vaksin Rusia yang diproduksi oleh Lembaga Penelitian Gamaleya. Kami telah menerima permintaan awal untuk pembelian lebih dari satu miliar dosis vaksin dari 20 negara. Kami siap untuk memastikan produksi lebih dari 500 juta dosis vaksin bersama mitra luar negeri kami di lima negara, dan kami berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi kami lebih lanjut,” kata Dmitriev, dalam laporan Kantor Berita TASS yang dikutip di Jakarta, Rabu.

Menurut Dmitriev, hingga saat ini, beberapa negara Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia sudah menyatakan minatnya untuk membeli vaksin Rusia tersebut.

Dia menambahkan, RDIF telah setuju untuk mengadakan uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 di luar negeri dengan Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan negara lainnya.

“Uji klinis tahap ketiga vaksin Rusia juga akan dilakukan di luar negeri. Kami telah mencapai kesepakatan untuk mengadakan uji coba terkait vaksin Gamaleya dengan mitra kami dari UEA, Arab Saudi dan sejumlah negara bagian lainnya,” kata dia.

Bantuan kemanusiaan

Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dan mitranya sedang mengerjakan program bantuan kemanusiaan untuk sejumlah negara berkembang agar semua orang memiliki akses yang sama terhadap vaksin virus corona, kata Kirill Dmitriev dalam konferensi tersebut.

“Seperti yang kami pahami bahwa vaksinasi penduduk terhadap infeksi virus corona adalah masalah paling akut, terutama bagi negara-negara miskin. RDIF dan mitranya sedang mengerjakan program bantuan kemanusiaan untuk sejumlah negara berkembang. Kami percaya bahwa masyarakat di seluruh dunia harus memiliki kesetaraan dalam mengakses vaksin, terlepas dari situasi keuangan, agama, tempat tinggal atau faktor lainnya,” katanya.

Pada 11 Agustus, Kementerian Kesehatan Rusia mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia.

Vaksin ini dikembangkan oleh Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya dan Dana Investasi Langsung Rusia.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan