Jakarta (Indonesia Window) – Pejabat kesehatan senior di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) yang merupakan kelompok relawan pertama, telah menerima suntikan kedua dari vaksin yang tidak diaktifkan (inactivated vaccine) COVID-19 pada uji klinis 4Humanity Fase III.
Ketua Departemen Kesehatan Abu Dhabi, Abdullah bin Mohammed Al Hamed, dan Penjabat Wakil Departemen, Dr. Jamal Al Kaabi, adalah dua relawan pertama yang menerima suntikan dalam uji coba yang secara resmi dimulai pada 16 Juli 2020, menurut laporan Kantor Berita UEA (WAM) yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
Kedua pejabat tersebut tidak menunjukkan efek samping dan telah menunjukkan antibodi serta respon kekebalan yang kuat terhadap uji coba hingga saat ini di bawah pengawasan para ahli kesehatan.
Laporan sementara menunjukkan bahwa kedua pejabat tersebut, yang merupakan relawan pertama uji klinis vaksin tersebut, merespon dengan sangat positif hingga saat ini.
Mereka menjalani protokol pemantauan ketat, termasuk pemeriksaan medis tatap muka pada hari ke-3 dan ke-8 setelah suntikan vaksin pertama, dan tindak lanjut pada hari ke-7 dan hari ke-14.
“Setelah mendapatkan dosis pertama vaksin, kami tidak merasakan efek samping sama sekali. Kami sekarang disuntik dosis kedua dari vaksin tersebut. Apa yang hebat tentang ini adalah bahwa siapa pun yang mendapat vaksin akan bebas untuk bergerak ke seluruh wilayah tanpa perlu tes PCR (polymerase chain reaction),” kata Abdullah bin Mohammed.
“Untuk mengakhiri tahap penelitian ilmiah, dan untuk melanjutkan tahap pemasaran vaksin, kami membutuhkan sekitar 15.000 relawan,” tambahnya.
Sementara itu, Al Kaabi mengatakan para relawan yang berpartisipasi dalam studi uji coba tersebut tidak perlu khawatir.
“Anda adalah bagian dari uji coba ini. Jika vaksin terbukti berhasil dan disetujui untuk digunakan, Anda akan jadilah salah satu orang pertama yang divaksinasi,” ujarnya.
“Lapangan di Pusat Pameran Abu Dhabi (ADNEC) adalah lokasi uji klinis fase ketiga terbesar di Timur Tengah,” tambahnya.
Uji coba tersebut meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan medis di Abu Dhabi, termasuk kapasitas lokal untuk memproduksi vaksin.
Pengujian tersebut dilakukan dengan mengikuti pedoman internasional yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Laporan: Redaksi