Jakarta (Indonesia Window) – Mekanisme multilateral untuk akses vaksin yang setara, COVAX Facility, sejauh ini telah mengirimkan 103 juta dosis vaksin COVID-19 ke 135 peserta.
Hal tersebut menjadi catatan pertemuan virtual COVAX AMC Engagement Group (EG) ke-5 yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould pada Senin (12/7).
Dalam pertemuan itu, COVAX AMC (Advance Market Commitment) membahas perkembangan terakhir kerja COVAX Facility terkait pendanaan, ketersediaan vaksin dan pengiriman vaksin, termasuk target yang ingin dicapai pada tahun 2021.
Pertemuan tersebut juga membahas mitigasi risiko kekurangan pasokan vaksin dan persiapan pengiriman vaksin pada kuartal ke-4 tahun 2021.
Menlu RI memimpin sesi yang membahas tiga isu terkait kepastian pengiriman dan distribusi vaksin, yaitu prediksi pasokan vaksin pada kuartal ke-3 dan kuarta ke-4 2021, rencana pengiriman vaksin COVID-19, serta persiapan penerimaan vaksin oleh negara AMC.
Di awal pertemuan, Menlu Retno mengulang kembali pernyataan Direktur Jenderal WHO yang menyampaikan bahwa saat ini dunia berada pada tahap yang berbahaya dari pandemik.
Tingginya tingkat kematian, meningkatnya kasus di banyak negara serta kesenjangan vaksinasi global yang makin melebar adalah situasi yang saat ini dihadapi dunia.
“Banyak negara mengalami lonjakan kasus dan kematian karena varian baru dan pelonggaran kebijakan. Sementara itu, kesenjangan vaksinasi global terus melebar. Jika ini terus berlanjut, dunia tidak akan pernah menang melawan COVID-19,” ujar Menlu Retno.
Oleh karena itu, dia mendorong percepatan vaksinasi global melalui peningkatan produksi vaksin melalui diversifikasi produksi, perluasan portfolio vaksin yang disalurkan oleh COVAX, dan peningkatan kapasitas vaksinasi negara-negara AMC.
Pertemuan tersebut juga mencatat Gavi Alliance Board (Aliansi Vaksin) juga sudah menyetujui pendanaan untuk mendukung pengiriman vaksin ke negara peserta AMC senilai 775 juta dolar AS.
Sejauh ini, 58 negara, termasuk Indonesia, telah mengajukan pembelian vaksin melalui mekanisme cost-sharing (berbagi biaya).
Laporan: Redaksi