Banner

COVID-19 – AstraZeneca berkomitmen sediakan vaksin untuk Asia Tenggara

Produsen vaksin AstraZeneca menegaskan akan memenuhi komitmennya dalam memasok vaksin COVID-19 untuk negara-negara Asia Tenggara sesuai jadwal, setelah beberapa penundaan dalam produksi dan pengiriman regional. (Mika Baumeister on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Produsen vaksin AstraZeneca menegaskan pada Senin (28/6) bahwa pihaknya akan memenuhi komitmennya dalam memasok vaksin COVID-19 untuk negara-negara Asia Tenggara sesuai jadwal, setelah beberapa penundaan dalam produksi dan pengiriman regional.

Perusahaan Inggris-Swedia itu mengatakan Thailand, yang memproduksi vaksinnya secara lokal, akan menerima kuota yang disepakati sebesar 6 juta dosis dalam bulan ini.

Sementara itu, ekspor ke negara-negara Asia Tenggara lainnya akan dimulai pada awal Juli, menurut Kantor Berita Vietnam (VNA).

Dalam sebuah pernyataan, AstraZeneca Thailand mengatakan bahwa mitranya, Siam Bioscience, yang dimiliki oleh Raja Maha Vajiralongkorn, akan memproduksi 180 juta dosis tahun ini, atau  lebih dari sepertiga untuk Thailand dan dua pertiga untuk negara lain di Asia Tenggara.

Upaya vaksinasi massal Thailand sangat bergantung pada vaksin AstraZeneca. Negara ini juga telah menggunakan vaksin Sinovac Biotech, dengan 10,5 juta dosis yang telah diterima sejauh ini dan 37 juta dosis dalam pesanan.

Banner

Kementerian Kesehatan Thailand pada Senin (28/6) mengatakan dua dosis vaksin Sinovac terbukti 95 persen efektif dalam mengurangi kasus kematian dan gejala parah, berdasarkan studi.

Sementara itu, gugus tugas COVID-19 Indonesia juga merekomendasikan vaksin yang dibuat oleh Sinovac Biotech China untuk anak-anak di atas 12 tahun, guna meningkatkan inokulasi di tengah lonjakan kasus infeksi.

Indonesia telah melaporkan rekor kenaikan harian lebih dari 21.000 kasus baru-baru ini setelah munculnya varian virus Delta dari India.

Indonesia yang menggunakan Sinovac sebagai vaksin utama untuk program vaksinasi, sejauh ini telah menerima sekitar 94 juta dosis, dan sekitar 10 juta dosis dari AstraZeneca dan Sinopharm.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan