Jakarta (Indonesia Window) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa nilai manfaat dari AstraZeneca (AZ) lebih besar dari risiko yang mungkin ditemukan, sehingga vaksinasi dengan vaksin buatan perusahaan Inggris-Swedia ini dapat dilanjutkan.
Pernyataan WHO tersebut disampaikan pada pertemuan virtual COVAX AMC Engagement Group (AMC EG) yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould pada Kamis (17/3).
Rekomendasi WHO tersebut disampaikan menyusul keputusan beberapa negara untuk menunda penggunaan vaksin AZ, khususnya yang diproduksi di Eropa karena ditemukan dampak vaksinasi.
WHO mengatakan bahwa mereka secara berkala melakukan komunikasi dengan berbagai otoritas di Eropa dan dunia terkait aspek keamanan vaksin COVID-19.
Indonesia hingga saat ini telah menerima 1.113.600 dosis AstraZeneca melalui COVAX Facility (inisiasi global untuk kesetaraan akses vaksin COVID-19), yang merupakan bagian dari pengiriman pertama vaksin ini.
Pada tahap pertama, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 juta dosis vaksin AstraZeneca yang akan dikirimkan secara bertahap hingga Mei 2021.
Selain vaksin dari AstraZeneca, Pemerintah Indonesia juga telah memperoleh komitmen pengadaan vaksin dari perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech Ltd., Pfizer-BioNTech dari Jerman dan Amerika, serta Novavax dari Amerika Serikat. Semua vaksini ini akan digunakan dalam program vaksinasi nasional.
Laporan: Redaksi