Banner

COVID-19 – India adakan kampanye vaksinasi terbesar di dunia

Ilustrasi. India akan menyelenggarakan program vaksinasi nasional terbesar di dunia melawan virus corona, dengan dimulainya distribusi vaksin COVID-19 ke seluruh wilayah untuk 1,3 miliar penduduk. (Angelo Esslinger from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – India akan menyelenggarakan program vaksinasi nasional terbesar di dunia melawan virus corona, dengan dimulainya distribusi vaksin COVID-19 ke seluruh wilayah untuk 1,3 miliar penduduk.

Laporan Al-Jazeera pada Selasa (12/1), menyebutkan bahwa mereka yang pertama kali mendapatkan suntikan vaksin adalah adalah 30 juta pekerja kesehatan dan pekerja garis depan lainnya, diikuti oleh sekitar 270 juta orang berusia di atas 50 tahun.

Pihak berwenang setempat berharap dapat menginokulasi 300 juta orang berisiko tinggi selama enam hingga delapan bulan ke depan.

Maskapai penerbangan mengirimkan 5,65 juta dosis vaksin pada Selasa (12/1) ke berbagai kota.

“Vaksin ini akan dibawa ke tempat penyimpanan bersuhu dingin dari bandara dan segera dikirim ke bilik vaksinasi,” kata Wakil Menteri Utama Gujarat, Nitin Patel.

Pemerintah PM NarendraModi pada Senin (11/1) menandatangani perjanjian pembelian suntikan Covishield dengan produsen vaksin yang berbasis di Pune, Serum Institute of India, setelah menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dari Inggris dan Universitas Oxford.

Institut serum memasok sekitar 11 juta dosis suntikan kepada pemerintah dengan harga 200 rupee (sekitar 2,72 dolar AS), atau sekira 38.311 rupiah per dosis.

Regulator obat India juga telah menyetujui penggunaan darurat vaksin buatan dalam negeri, Covaxin Bharat Biotech. Tetapi kelompok medis dan organisasi lainnya telah menyuarakan keprihatinan tentang sedikitnya bukti keefektifan vaksin ini.

Otoritas kesehatan di negara bagian timur dan barat mengatakan mereka akan menggunakan pengalaman dari program imunisasi anak reguler untuk polio guna memastikan semua orang tercakup dalam program vaksinasi terbesar di dunia ini.

Tetapi jaringan transportasi dan sistem perawatan kesehatan yang buruk menambah kerumitan dalam proses vaksinasi tersebut, kata mereka.

Hingga Kamis (14/1), India mencatat jumlah infeksi COVID-19 lebih dari 10,5 juta, tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat, meskipun tingkat peningkatan kasus telah melambat.

Sementara itu, hampir 152.000 jiwa meninggal karena infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.

Laporan: Raihana Radhwa

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan