COVID-19 – Pfizer/BioNTech vaksin pertama terima validasi darurat dari WHO

Ilustrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (31/12/2020) mendaftarkan vaksin mRNA Comirnaty COVID-19 untuk penggunaan darurat, menjadikan Pfizer/BioNTech sebagai vaksin yang pertama menerima validasi darurat sejak wabah dimulai setahun yang lalu. (Daniel Schludi on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (31/12) mendaftarkan vaksin mRNA Comirnaty COVID-19 untuk penggunaan darurat, menjadikan Pfizer/BioNTech sebagai vaksin yang pertama menerima validasi darurat sejak wabah dimulai setahun yang lalu.

Daftar Penggunaan Darurat atau Emergency Use Listing (EUL) dari WHO membuka pintu bagi seluruh negara untuk mempercepat proses persetujuan peraturan mereka sendiri dalam mengimpor dan mengelola vaksin.

Status tersebut juga memungkinkan UNICEF (Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan Organisasi Kesehatan Pan-Amerika untuk mendapatkan vaksin guna didistribusikan ke negara-negara yang membutuhkan.

“Ini adalah langkah yang sangat positif untuk memastikan akses global ke vaksin COVID-19. Tetapi saya ingin menekankan perlunya upaya global yang lebih besar untuk mencapai pasokan vaksin yang cukup guna memenuhi kebutuhan populasi prioritas di mana pun,” kata Dr. Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat dan Produk Kesehatan.

“WHO dan mitra kami bekerja siang dan malam untuk mengevaluasi vaksin lain yang telah mencapai standar keamanan dan kemanjuran. Kami mendorong lebih banyak lagi pengembang untuk maju, agar dapat ditinjau dan dinilai. Sangat penting bagi kami untuk mengamankan pasokan penting yang diperlukan untuk melayani semua negara di seluruh dunia dan membendung pandemik,” imbuhnya.

Pakar regulasi yang dikumpulkan oleh WHO dari seluruh dunia dan tim WHO sendiri meninjau data tentang keamanan, kemanjuran, dan kualitas vaksin Pfizer/BioNTech sebagai bagian dari analisis risiko-versus-manfaat.

Kajian tersebut menemukan bahwa vaksin tersebut memenuhi kriteria yang harus dimiliki untuk keamanan dan kemanjuran yang ditetapkan oleh WHO, dan bahwa manfaat menggunakan vaksin untuk mengatasi COVID-19 mengimbangi potensi risiko.

Vaksin tersebut juga sedang ditinjau kebijakannya.

Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE) WHO akan bersidang pada 5 Januari 2021, guna merumuskan kebijakan khusus vaksin dan memberikan rekomendasi untuk penggunaan produk ini dalam populasi.

Vaksin Comirnaty membutuhkan penyimpanan menggunakan rantai yang sangat dingin, dan harus disimpan pada suhu -60 hingga -90 derajat Celsius.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan