COP15 di Montreal diperkirakan akan mengadopsi kerangka kerja keanekaragaman hayati global baru dengan tujuan ambisius dan target tindakan spesifik untuk mencapai perubahan transformasional pada pertengahan abad ini.
London, Inggris (Xinhua) – Pengadopsian kerangka kerja keanekaragaman hayati global pasca-2020 menjadi agenda utama konferensi besar PBB mendatang saat dunia menghadapi “kehilangan terbesar spesies di Bumi sejak kepunahan dinosaurus.”
Elizabeth Maruma Mrema, sekretaris eksekutif Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity/CBD) PBB, menyampaikan pernyataan tersebut jelang bagian kedua pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (COP15) yang digelar dari 7 hingga 19 Desember di Montreal, Kanada.
Sekretariat CBD mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa COP15 di Montreal diperkirakan akan mengadopsi kerangka kerja keanekaragaman hayati global baru dengan tujuan ambisius dan target tindakan spesifik untuk mencapai perubahan transformasional pada pertengahan abad ini.
Bagian kedua COP15 digelar setelah bagian pertama diadakan tahun lalu di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, dengan tema lanjutan ‘Peradaban Ekologis: Membangun Masa Depan Bersama untuk Semua Kehidupan di Bumi’ (Ecological Civilization: Building a Shared Future for All Life on Earth).
Mrema mencatat bahwa sebagai ketua COP15, China melakukan berbagai upaya besar untuk berkonsultasi dengan para mitranya secara global, mengorganisir berbagai acara multilateral dan diskusi bilateral untuk mengamankan kerangka kerja keanekaragaman hayati global pasca-2020 yang ambisius.
Laporan: Redaksi