China dan Jepang capai kesepakatan terkait pembuangan air terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut

Orang-orang berunjuk rasa menentang rencana pemerintah Jepang untuk membuang air yang terkontaminasi nuklir ke laut di Fukushima, Jepang, pada 20 Juni 2023. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

China meminta pihak Jepang untuk memenuhi kewajibannya dengan sungguh-sungguh, sepenuhnya bekerja sama dalam pembentukan suatu pengaturan pemantauan internasional jangka panjang yang independen dan efektif, di mana para pemangku kepentingan dapat berpartisipasi secara substantif.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sejumlah departemen berwenang di China dan Jepang belum lama ini melakukan beberapa putaran konsultasi mengenai pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke laut, menurut pengumuman pada Jumat (20/9).

Pemerintah Jepang secara sepihak memulai pembuangan air limbah terkontaminasi nuklir tersebut ke laut pada 24 Agustus 2023.

Sebagai salah satu pemangku kepentingan terpenting, China dengan tegas menentang langkah yang tidak bertanggung jawab ini, dan mendesak Jepang untuk secara serius menangani berbagai permasalahan di dalam maupun luar Jepang. China meminta pihak Jepang untuk memenuhi kewajibannya dengan sungguh-sungguh, sepenuhnya bekerja sama dalam pembentukan suatu pengaturan pemantauan internasional jangka panjang yang independen dan efektif, di mana para pemangku kepentingan dapat berpartisipasi secara substantif. Selain itu, Jepang diminta untuk menerima pengambilan sampel dan pemantauan secara independen oleh China.

Berikut ini adalah kesepakatan yang berhasil dicapai oleh sejumlah departemen berwenang China dan Jepang:

  1. Jepang secara tegas berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional, melakukan segala upaya untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta melakukan evaluasi berkelanjutan terkait dampak dari air limbah yang terkontaminasi nuklir terhadap lingkungan laut dan ekosistem laut.
  2. Mengingat kekhawatiran China dan semua pemangku kepentingan lainnya, Jepang menyambut baik pembentukan pengaturan pemantauan internasional jangka panjang dalam kerangka Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) yang mencakup tahap-tahap utama dalam pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir. Jepang akan memastikan bahwa China dan semua pemangku kepentingan lainnya dapat berpartisipasi secara substantif dalam pengaturan tersebut dan bahwa negara-negara yang berpartisipasi tersebut dapat melakukan pengambilan sampel dan pemantauan independen serta melakukan perbandingan antarlaboratorium.
  3. Kedua belah pihak sepakat untuk terus mengadakan dialog konstruktif berbasis sains dengan rasa tanggung jawab yang besar terhadap ekosistem, lingkungan, serta kehidupan dan kesehatan manusia, guna menangani dengan tepat kekhawatiran atas pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut.
  4. China menyatakan bahwa pihaknya sudah mengambil tindakan pencegahan darurat sementara terhadap produk-produk akuatik asal Jepang sesuai dengan hukum dan peraturan China yang relevan serta aturan WTO. Setelah China berpartisipasi secara substantif dalam pemantauan internasional jangka panjang dalam kerangka IAEA serta dilakukannya pengambilan sampel independen dan kegiatan pemantauan lainnya oleh negara-negara yang berpartisipasi, China akan mulai menyesuaikan langkah-langkah relevan berdasarkan bukti ilmiah dan secara bertahap melanjutkan impor produk akuatik Jepang yang memenuhi persyaratan dan standar regulasi.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan