Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Khamenei pada 4 Januari lalu untuk mendukung protes yang sedang berlangsung di Iran, dan telah membuat marah Republik Islam dan sekutunya.
Jakarta (Indonesia Window) – Kaum Muslim “cepat atau lambat” akan membalas dendam terhadap surat kabar satir Prancis Charlie Hebdo karena menerbitkan kartun pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei yang dianggap “menghina” oleh Teheran, kata kepala Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (Iran’s Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) pada Selasa (10/1).
Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Khamenei pekan lalu untuk mendukung protes yang sedang berlangsung di Iran, yang membuat marah Republik Islam dan sekutunya.
“Anda telah membuat kesalahan besar, tetapi cepat atau lambat Umat Islam akan membalas dendam, dan Anda dapat menangkap para pembalas, tetapi yang mati tidak akan hidup kembali,” kata Mayor Jenderal Hossein Salami seperti dikutip oleh kantor berita semi-resmi ILNA.
Salami juga merujuk pada serangan terhadap novelis Salman Rushdie pada bulan Agustus dan memperingatkan bahwa staf Charlie Hebdo dapat dikenakan tindakan serupa.
“Saya merujuk orang Prancis dan direktur lembaga ini (Charlie Hebdo) pada nasib Salman Rushdie,” tegasnya.
Rushdie ditikam pada 12 Agustus 2022 saat dia bersiap untuk berbicara di sebuah acara di New York bagian barat. Dia telah lama menghadapi ancaman pembunuhan untuk novel keempatnya, The Satanic Verses, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1988.
Pada tahun 1989, Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran saat itu, mengeluarkan fatwa, atau dekrit agama, yang menyerukan pembunuhan terhadap Rushdie dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku tersebut karena penistaan agama.
Pada Selasa, kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon juga mengutuk kartun tersebut dan meminta Prancis untuk menghukum Charlie Hebdo.
Khamenei bukan hanya seorang pemimpin politik, tetapi juga “simbol agama bagi puluhan juta orang beriman,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Al Arabiya English
Laporan: Redaksi