Jakarta (Indonesia Window) – Sejumlah BUMN Indonesia bersama perusahaan rekanan TSG Global Holdings dan perwakilan pemerintah Republik Demokratik (RD) Kongo pada Rabu (14/10) menandatangani kontrak pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di negara Afrika Tengah tersebut.
Pernyataan dari Kedutaan Besar RI di Nairobi pada Kamis menyebutkan bahwa kontrak tersebut menyepakati pembangunan Kinshasa-Loop Line yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Ndjili di Kinshasa, commuter line yang mengelilingi Kota Kinshasa, serta pengadaan bus elektrik beserta tempat pengisian daya.
Selain itu, ada juga rencana pembangunan Aero City di kawasan bandara, pembangunan jaringan kabel serat optik, dan fasilitas pelabuhan.
Seluruh kesepakatan tersebut diperkirakan bernilai lebih dari 11,8 milyar dolar AS.
“Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada bulan Agustus 2020 lalu,” papar Direktur Utama INKA (Industri Kereta Api), Budi Noviantoro.
“Investasi tahap pertama dari keseluruhan proyek tersebut akan bernilai 2 milyar dolar AS,” tambahnya.
PT INKA akan mengerjakan loop line, commuter line, dan bus elektrik.
Sementara itu PT LEN Industri akan menangani pembangunan jaringan kabel serat optik; PT Merpati Nusantara Airlines dan PT. Dirgantara Indonesia akan membangun Aero City; dan PT. Barata Indonesia akan membangun infrastruktur smart city dan fasilitas pelabuhan.
Proyek-proyek tersebut diharapkan menjadi pintu masuk BUMN Indonesia ke RD Kongo dan negara-negara Afrika lainnya.
Sementara itu, Gubernur Kinshasa, Gentiny Ngobila Mbala, mengatakan pemerintahnya sedang mencari solusi pembangunan bagi masyarakat di ibu kota Kongo, Kinshasa.
Kinshasa merupakan salah satu kota terbesar di Afrika dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.
Saat ini jumlah penduduk kota tersebut telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding masa kemerdekaan RD Kongo pada tahun 1960, menjadi 15 juta orang.
Kota tersebut belum memiliki infrasturktur penunjang yang cukup.
Komitmen proyek pembangunan dengan sejumlah BUMN tersebut merupakan kelanjutan dari kesepakatan sebelumnya.
Pada bulan Agustus 2020, peletakan batu pertama proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah dilakukan oleh PT. INKA, PT. LEN Industri, dan PT. Barata Indonesia di RD Kongo.
Kapasitas panel surya yang akan dibangun adalah sebesar 100 megawatt (MW), dari rencana total kapasitas sebesar 200 MW.
Pembangunan PLTS tersebut merupakan bagian dari proyek besar yang disebut Kinshasa Solar City atau Kota Panel Surya Kinshasa yang bertujuan memenuhi kebutuhan listrik di ibu kota dari sumber energi terbarukan.
Laporan: Redaksi