Jakarta (Indonesia Window) – Transaksi perbankan digital akan mencapai 40 ribu triliun rupiah pada 2021 dan meningkat menjadi 48 ribu triliun rupiah pada 2022, menurut prediksi Bank Indonesia (BI).
“Ekonomi dan keuangan digital akan meningkat pesat pada tahun depan,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 di Jakarta, Rabu.
Selain itu, dia memproyeksikan transaksi e-commerce di tahun 2021 dapat mencapai 403 triliun rupiah dan meningkat menjadi 530 triliun rupiah pada 2022, sementara transaksi uang elektronik akan meningkat menjadi 289 triliun rupiah di 2021 dan menjadi 337 triliun rupiah pada 2022.
Perry menegaskan BI akan terus memperkuat akselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional dengan membangun ekosistem end-to-end antara perbankan digital, fintech (financial technology), e-commerce, dan membentuk perusahaan unicorn Indonesia yang tangguh.
“Infrastruktur yang modern terus kami bangun, juga memperluas Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dengan target tambahan 15 juta kerja sama, QRIS antar negara, dan SNAP (Standar Nasional Open API1 Pembayaran) satu bahasa untuk koneksi pembayaran,” tambahnya.
Selain itu, BI-FAST juga akan diperluas untuk semua bank guna melayani transaksi ritel seketika tanpa henti bagi masyarakat dengan skema harga yang telah disederhanakan agar biaya transaksi murah bagi masyarakat tetap mendorong inovasi perindustrian.
Gubernur BI melanjutkan, rencana penerbitan rupiah digital kini juga sedang dipersiapkan bank sentral sebagai alat pembayaran yang sah di Tanah Air.
BI juga mendukung elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah, bantuan sosial digital, moda transportasi digital, serta UMKM digital dan pariwisata.
Laporan: Redaksi