Bayi 13 bulan di Spanyol jalani transplantasi usus dalam operasi pionir

Tim medis melakukan operasi transplantasi usus multivisceral dari pendonoran atau donasi yang dilakukan dalam asistol terkontrol pada bayi perempuan berusia 13 bulan di Rumah Sakit La Paz Madrid, Spanyol. (Xinhua/tangkapan layar)

Transplantasi usus multivisceral dari pendonoran atau donasi yang dilakukan dalam asistol terkontrol (sang donor telah meninggal) berhasil dilakukan pada pasien bayi perempuan berusia 13 bulan di Rumah Sakit La Paz Madrid.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Seorang bayi perempuan berusia 13 bulan bernama Emma menjadi orang pertama di dunia yang menerima transplantasi usus multivisceral dari pendonoran atau donasi yang dilakukan dalam asistol terkontrol. Hal itu dikonfirmasi pada Selasa (11/10) oleh tim medis di Rumah Sakit La Paz Madrid, Spanyol, tempat operasi tersebut dilakukan.

Donasi asistol berarti bahwa sang donor telah meninggal. Meskipun operasi transplantasi usus dari donor hidup dapat dilakukan, ini pertama kalinya usus ditransplantasikan dari seseorang yang telah meninggal.

Teknik itu dimungkinkan oleh sebuah mesin yang membantu menjaga aliran darah melalui organ-organ yang akan ditransplantasikan setelah kematian donor, dan dengan demikian menjaga organ-organ tersebut dalam kondisi yang siap untuk digunakan.

“Saya ingin berterima kasih kepada keluarga para donor dan kami juga ingin berterima kasih kepada semua orang karena mereka memberikan kehidupan kepada kami bertiga,” ujar Daniel, ayah Emma.

Teknik baru ini muncul setelah tiga tahun penelitian di salah satu rumah sakit yang dianggap terbaik untuk transplantasi anak di Eropa itu.

Emma menderita kegagalan usus yang parah pada bulan pertama hidupnya.

“Semua ini bisa terjadi berkat kemurahan hati keluarga-keluarga yang, dalam salah satu momen terburuk kehidupan mereka, mengatakan ‘ya’ untuk mendonorkan organ, sehingga orang lain tidak mengalami apa yang mereka alami,” kata Belen Estebanz, Koordinator Medis untuk Transplantasi, Rumah Sakit La Paz Madrid.

Berkat para pionir di La Paz dan kemurahan hati keluarga donor, Emma kini sudah kembali ke rumah dan berada dalam kondisi sehat.

Transplantasi usus
Rumah Sakit La Paz Madrid, Spanyol. (Xinhua/tangkapan layar)

Donor organ

Program donor organ di China semakin meningkat dan mendapat dukungan luas, dengan adanya Hari Donasi Organ yang jatuh pada tanggal 11 Juni pada 2022. Puluhan ribu pasien dilahirkan kembali melalui transplantasi organ seiring dengan semakin banyak orang yang menerima donasi organ.

China mulai merintis program donasi organnya pada 2010. Menurut laporan terbaru mengenai perkembangan transplantasi organ di China pada 2019, tingkat donasi tubuh per juta penduduk negara itu naik dari 2,01 pada 2015 menjadi 4,16 pada 2019.

Jumlah pendonor organ terdaftar di China melampaui 4,78 juta, menurut Pusat Administratif Donasi Organ China. Angka tersebut meningkat lebih dari 100 kali lipat dibandingkan dengan 25.000 pendonor organ yang terdaftar pada 2015.

Transplantasi usus
Sejumlah perwakilan tenaga kesehatan meletakkan bunga di depan sebuah monumen untuk menghormati pendonor organ dalam sebuah acara peringatan yang diadakan di taman peringatan donor organ manusia di Kunming, Provinsi Yunnan, China barat daya, pada 3 April 2019. (Xinhua/Jiang Wenyao)

Pada 2021, Yi Zecheng (75), dan istrinya Chen Maoxiu (65), keduanya adalah pendonor terdaftar, melangsungkan pernikahan di Taman Peringatan Donasi Organ Chongqing.

“Kami berharap dapat mengucapkan terima kasih dan memberikan penghormatan kepada semua pendonor, dan juga meningkatkan perhatian publik terhadap donasi organ manusia, sehingga lebih banyak orang dapat menjadi bagian dari kegiatan sukarela ini,” kata Chen.

Selama beberapa tahun terakhir, pasangan itu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kesejahteraan masyarakat, mendorong para sukarelawan untuk bersama-sama menjenguk keluarga pendonor, serta menemani para pendonor di saat prosesi kremasi mereka.

“Terdapat sekitar 300.000 pasien di China yang membutuhkan transplantasi organ setiap tahunnya, dan organ transplantasi masih sangat terbatas,” kata Zhang Leida, anggota Perhimpunan Transplantasi Organ China.

“Kami berharap lebih banyak orang akan berpartisipasi dalam donasi dan transplantasi organ guna menyelamatkan lebih banyak nyawa,” tambah Zhang.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan