Basal yang banyak ditemukan di Bumi, sangat mirip dengan tanah Mars dalam hal komposisi kimia, komposisi mineral, dan proses pelelehan yang serupa.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti China mengonfirmasi kelaikan untuk secara kontinu memproduksi material serat dari tanah Mars, menunjukkan bahwa “pemanfaatan sumber daya in-situ” dapat dicapai dalam pembangunan pangkalan di Mars pada masa mendatang.
Tim peneliti dari Institut Teknik Fisika dan Kimia Xinjiang yang dinaungi Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), bekerja sama dengan berbagai institusi termasuk Institut Geokimia CAS dan Chinese University of Hong Kong, Shenzhen, berhasil menyimulasikan tanah Mars menggunakan basal Bumi dan memproduksi serat tanah Mars secara kontinu melalui eksperimen melt-drawing, lapor blog ScienceNet.cn pada Senin (2/9).
Tim peneliti juga menganalisis dampak dari berbagai faktor seperti rendahnya gravitasi Mars dan atmosfer unik planet itu, yang bercirikan tekanan yang rendah dan atmosfer inert, terhadap proses dan kinerja produksi serat.
Temuan penelitian itu mengonfirmasi kelaikan dalam memproduksi material serat yang diameternya dapat dikontrol dan secara kontinu dari tanah Mars. Serat itu dapat digunakan untuk pembuatan material komposit yang diperkuat serat, yang memiliki nilai aplikasi penting dalam penggunaan tanah Mars untuk membangun pangkalan di Mars nantinya, urai Ma Pengcheng, pemimpin tim penelitian tersebut.
Tim Ma telah lama berkomitmen untuk meneliti dan menggunakan serat basal berperforma tinggi.
“Kendati sampel fisik tanah Mars saat ini tidak tersedia, basal, yang banyak ditemukan di Bumi, sangat mirip dengan tanah Mars dalam hal komposisi kimia, komposisi mineral, dan proses pelelehan yang serupa,” imbuh Ma.
Dalam beberapa tahun terakhir, tim penelitian itu telah melakukan berbagai eksperimen penggunaan basal yang ekstensif untuk menyimulasikan tanah Mars, yang menunjukkan bahwa tanah Mars hasil simulasi tersebut dapat sepenuhnya meleleh pada suhu 1.360 derajat Celsius, dan tidak ada presipitasi kristal nyata yang muncul saat proses pelelehan-pendinginan itu.
Material leleh itu berubah menjadi bentuk kaca amorf usai didinginkan, menunjukkan sifat yang sangat baik untuk produksi serat lebih lanjut, menurut Ma.
Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, tim peneliti menggunakan metode melt-drawing untuk secara kontinu memproduksi serat tanah Mars. Setelah analisis lebih lanjut, ditemukan bahwa kecepatan penarikan yang lebih rendah menghasilkan struktur atomik yang lebih padat pada serat tanah tersebut, meningkatkan daya tahannya terhadap kerusakan eksternal, dan meningkatkan sifat mekanisnya, tutur Ma.
Laporan: Redaksi