Banner

Cirebon, Jawa Barat (Indonesia Window) – Para donor sepakat pada hari Jumat (10/12) untuk mentransfer 280 juta dolar AS dari dana perwalian yang dibekukan ke Program Pangan Dunia (WFP) dan UNICEF (Dana Anak-anak PBB) untuk mendukung nutrisi dan kesehatan di Afghanistan, kata Bank Dunia.

Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan (ARTF) yang dikelola Bank Dunia tahun ini akan memberikan 180 juta dolar AS kepada WFP untuk meningkatkan operasi keamanan pangan dan nutrisi dan 100 juta dolar AS kepada UNICEF untuk menyediakan layanan kesehatan, kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan.

Amerika Serikat dan donor lainnya memotong bantuan keuangan yang menjadi andalan Afghanistan selama 20 tahun masa perang, sementara lebih dari 9 miliar dolar AS aset mata uang negara dibekukan.

PBB memperingatkan bahwa hampir 23 juta orang, atau sekitar 55 persen dari populasi Afghanistan, menghadapi tingkat kelaparan ekstrem. Hampir 9 juta orang berisiko kelaparan saat musim dingin berlangsung di negara miskin yang terkurung daratan itu.

Penggunaan dana perwalian rekonstruksi dan menyalurkannya melalui WFP dan UNICEF tampaknya menjadi cara menyalurkan dana ke negara itu untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan cara yang tidak harus melibatkan sanksi AS terhadap Taliban.

“Keputusan ini adalah langkah pertama untuk menggunakan kembali dana dalam portofolio ARTF untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan pada saat kritis ini,” kata Bank Dunia.

“Dana ARTF ini memungkinkan UNICEF untuk menyediakan layanan kesehatan dasar bagi 12,5 juta orang dan memvaksinasi 1 juta orang, sementara WFP akan dapat memberikan bantuan makanan kepada 2,7 juta orang dan hampir 840.000 ibu dan anak dengan bantuan nutrisi,” tambahnya.

Sebelumnya pada hari Jumat, Reuters melaporkan bahwa para donor diharapkan untuk menyetujui transfer 280 juta dolar AS.

Pada 1 Desember, Reuters melaporkan bahwa dewan Bank Dunia telah mendukung transfer dana ARTF ke kedua lembaga tersebut.

Laurel Miller, mantan penjabat perwakilan khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan, mengatakan dana 1,5 miliar dolar AS harus digunakan untuk mencegah keruntuhan lembaga negara yang pekerjanya tidak dibayar berbulan-bulan.

“Kita berbicara tentang runtuhnya layanan publik yang melayani rakyat Afghanistan,” kata Miller, yang mengawasi program Asia dari International Crisis Group. “Itu bukan tentang membantu Taliban. Itu tentang membantu warga Afghanistan yang membutuhkan negara yang berfungsi. Mereka membutuhkan lebih dari sekadar bantuan makanan.”

Laporan: Raihana Radhwa

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan