Banner

Bank Dunia: Ekonomi global 2020 tidak separah proyeksi sebelumnya

Ilustrasi. Bank Dunia memperkirakan bahwa jatuhnya aktivitas ekonomi global pada tahun 2020 karena permulaan pandemik, sedikit kurang parah dari yang diproyeksikan sebelumnya. (Bruno Kelzer on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Bank Dunia memperkirakan bahwa jatuhnya aktivitas ekonomi global pada tahun 2020 karena permulaan pandemik, sedikit kurang parah dari yang diproyeksikan sebelumnya.

Hal tersebut terjadi terutama karena kontraksi yang lebih dangkal di negara-negara maju secara keseluruhan, dan pemulihan yang lebih kuat di China, kata prakiraan Bank Dunia dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Namun, kata Bank Dunia, sebagian besar pasar berkembang dan negara berkembang, terkena dampak yang lebih akut dari yang diperkirakan.

“Kerentanan keuangan di banyak negara ini, karena guncangan pertumbuhan berdampak pada rumah tangga yang rentan dan neraca bisnis, juga perlu diatasi,” kata Wakil Presiden dan Kepala Ekonom Kelompok Bank Dunia, Carmen Reinhart.

Bank Dunia memperingatkan bahwa variabel dalam jangka pendek tetap sangat tidak pasti, dan terus meningkatnya infeksi ditambah dengan peluncuran vaksin yang tertunda, dapat menghambat ekspansi global tahun ini menjadi hanya 1,6 persen.

Banner

“Sementara itu, dalam skenario kenaikan dengan pengendalian pandemik yang berhasil dan proses vaksinasi yang lebih cepat, pertumbuhan global dapat meningkat hingga hampir lima persen,” menurut pernyataan Bank Dunia.

Di Amerika Serikat, PDB (Produk Domestik Bruto) diperkirakan meningkat sekitar 3,5 persen tahun ini, setelah diperkirakan kontraksi 3,6 persen pada tahun 2020.

Di zona euro, output diantisipasi untuk tumbuh 3,6 persen, menyusul penurunan 7,4 persen pada 2020.

Sementara itu, aktivitas di Jepang, yang menyusut 5,3 persen selama tahun 2020, diperkirakan tumbuh sebesar 2,5 persen pada tahun 2021.

PDB agregat di pasar negara berkembang dan negara berkembang, termasuk China, diperkirakan tumbuh 5 persen pada 2021, setelah kontraksi 2,6 persen, menurut prospek Bank Dunia.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan