Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Pengadilan di ibu kota Taiwan, Taipei, mengeluarkan keputusan pada Kamis (16/12) yang memerintahkan Angkatan Udara untuk membayar total 4,66 juta dolar Taiwan (sekira 2,4 miliar rupiah) sebagai kompensasi kepada orangtua seorang pilot F-16 yang tewas dalam latihan 2018 karena kelalaian lima orang lainnya.

Pengadilan Distrik Taipei membuat keputusan setelah ayah dan ibu Mayor Wu Yen-ting secara terpisah mengajukan gugatan terhadap Angkatan Udara di pengadilan distrik masing-masing, meminta kompensasi 10,89 juta dolar Taiwan dan 11,10 juta dolar Taiwan, atas kematian anak mereka.

Mengutip pemakzulan yang dikeluarkan oleh badan pengawas pemerintah Control Yuan pada tahun 2020 yang menyalahkan kecelakaan fatal itu karena kelalaian perwira militer Shih Ching-nien, Lai Wen-sheng, Lu I-shun, Chuang Chun-yuan, dan Ou Chien-fei, pengadilan memerintahkan Angkatan Udara untuk membayar 2,22 juta dolar Taiwan kepada ayah Wu dan 2,43 juta dolar Taiwan kepada ibunya.

Jumlah itu ditentukan setelah dikurangi kompensasi yang telah dibayarkan pemerintah Taiwan kepada keluarga Wu, menurut pengadilan.

Angkatan Udara pada hari Kamis (16/12), mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan banding atas putusan tersebut ke Pengadilan Tinggi Taiwan.

Banner

Menurut mosi yang disahkan pada 4 Februari 2020, Control Yuan mengatakan bahwa sebelum kecelakaan pada sore tanggal 4 Juni 2018, Wu telah dua kali bertanya kepada Pusat Operasi Udara Angkatan Udara apakah dia bisa naik karena dia mengalami kesulitan mendapatkan pandangan yang jelas disebabkan awan tebal.

Namun, perwira militer membuat keputusan yang salah karena kurangnya persiapan atau kecerobohan, yang pada akhirnya menyebabkan F-16 tidak dapat naik di atas 610 meter sebelum menabrak Gunung Wufen di Distrik Rueifang Kota New Taipei, menurut laporan Control Yuan.

Shih, Lai dan Lu bertanggung jawab untuk memetakan rute penerbangan yang salah untuk jet yang dipiloti Wu, sehingga menyebabkannya terbang ke gunung, kata laporan Control Yuan.

Chuang, sementara itu, ditugaskan untuk berkoordinasi dengan pengendali lalu lintas udara sipil selama latihan, tapi dia benar-benar lupa tentang misi dan tidak memperbaiki rute penerbangan tepat waktu.

Ou bertanggung jawab untuk melatih personel di Pusat Operasi Udara, tetapi dia tidak mengawasi misi dengan benar dan tidak mengikuti prosedur standar yang mengharuskan rute penerbangan diperiksa ulang, yang pada akhirnya menyebabkan tragedi itu, kata laporan tersebut.

Temuan menunjukkan bahwa kecelakaan itu “jelas akibat kesalahan manusia” dari lima petugas, kata anggota Control Yuan, Bau Tzong-ho, dalam laporan.

Banner

Laporan Control Yuan kemudian diteruskan ke Komisi Sanksi Disiplin Fungsional Publik Yudisial Yuan, yang bertanggung jawab untuk memutuskan hukuman yang akan dijatuhkan.

Komisi pada 14 Juli 2018 memberikan hukuman dengan menurunkan pangkat Shih, Lai dan Lu.

Chuang dan Ou tidak mendapatkan sanksi disiplin, dan tidak ada kejelasan apakah kelimanya masih bertugas di Angkatan Udara Taiwan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan