Pertemuan menteri ekonomi yang disebut “two-plus-two” di Washington, AS itu diharapkan menyepakati penelitian bersama untuk semikonduktor generasi mendatang guna membangun sumber komponen vital yang aman.
Jakarta (Indonesia Window) – Sekutu lama Amerika Serikat dan Jepang meluncurkan dialog ekonomi tingkat tinggi baru pada Jumat (29/7) yang bertujuan untuk melawan China dan mengatasi gangguan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Media Jepang mengatakan, pertemuan menteri ekonomi yang disebut “two-plus-two” di Washington, AS itu diharapkan menyepakati penelitian bersama untuk semikonduktor generasi mendatang guna membangun sumber komponen vital yang aman.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo serta Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Perdagangan Koichi Hagiuda.
“Sebagai ekonomi terbesar pertama dan ketiga di dunia, sangat penting bagi kita untuk bekerja sama dalam mempertahankan tatanan ekonomi berbasis aturan, di mana semua negara dapat berpartisipasi, bersaing, dan makmur,” kata Blinken pada sesi pembukaan.
Blinken mengatakan, peristiwa dunia baru-baru ini, termasuk COVID-19 dan perang di Ukraina, telah menunjukkan kerentanan rantai pasokan yang kritis, sementara semakin banyak negara yang berjuang dengan beban utang karena praktik pinjaman yang tidak berkelanjutan dan tidak transparan.
“Praktik ekonomi pemaksaan dan pembalasan Republik Rakyat China memaksa negara-negara mengambil pilihan yang membahayakan keamanan mereka, kekayaan intelektual mereka, dan kemandirian ekonomi mereka,” katanya.
Semikonduktor
Menteri Hayashi menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai tantangan serius bagi tatanan internasional.
Selain itu, dengan secara jelas merujuk ke China, meskipun tidak menyebutkannya secara langsung, dia mengatakan, negara Asia Timur ini “menggunakan pengaruh ekonomi secara tidak adil dan tidak jelas untuk mewujudkan … kepentingan strategis dan untuk mengubah tatanan internasional yang ada”.
“Agar dapat menangani hal ini secara efektif, penting untuk membahas kebijakan luar negeri dan kebijakan ekonomi sebagai satu kesatuan daripada membahas kebijakan luar negeri dan kebijakan ekonomi secara individual,” kata Hayashi.
Surat kabar Jepang Nikkei Shimbun mengatakan pusat pengembangan semikonduktor akan didirikan di Jepang pada akhir tahun ini untuk meneliti chip semikonduktor nanometer-2.
Pengembangan tersebut akan mencakup jalur produksi purwa rupa dan pusat tersebut diharapkan dapat mulai memproduksi semikonduktor pada tahun 2025, sebut Nikkei Shimbun.
Surat kabar Jepang itu menambahkan bahwa perjanjian untuk mendirikan pusat pengembangan tersebut dimasukkan dalam sebuah pernyataan yang akan dikeluarkan setelah pertemuan kedua negara.
Taiwan kini membuat sebagian besar semikonduktor di bawah nanometer-10, yang digunakan dalam produk seperti ponsel pintar. Namun, ada kekhawatiran akan stabilitas pasokan jika timbul masalah antara Taiwan dan China, yang memandang pulau itu sebagai provinsi pemberontak.
Pertemuan Jumat itu dilakukan pada saat ketegangan meningkat di Taiwan.
Pada Kamis (28/7), Presiden China Xi Jinping dalam panggilan telepon dengan timpalan AS-nya, Joe Biden, memperingatkan agar tidak bermain api di Taiwan, dengan menyoroti kekhawatiran Beijing tentang kemungkinan kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke pulau yang diklaim oleh China itu.
Peringatan Xi juga muncul setelah DPR AS mengesahkan undang-undang pada hari yang sama untuk mensubsidi industri semikonduktor domestik karena bersaing dengan produsen China dan asing lainnya.
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi