Israel minta tentara siapkan rencana untuk fasilitasi warga Gaza “pergi secara sukarela” menyusul usulan relokasi AS

AS akan mengambil alih kepemilikan Jalur Gaza dan membangunnya kembali setelah warga Palestina direlokasi ke tempat lain.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah memerintahkan tentaranya untuk mempersiapkan rencana yang memungkinkan warga Gaza untuk “pergi secara sukarela” ke negara mana pun yang bersedia menerima mereka, papar pernyataan yang dikeluarkan dari kantornya pada Kamis (6/2).
Perintah tersebut dikeluarkan menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (4/2) bahwa AS akan mengambil alih kepemilikan Jalur Gaza dan membangunnya kembali setelah warga Palestina direlokasi ke tempat lain. Trump menyampaikan hal itu dalam konferensi pers gabungan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung.
“Saya menyambut baik rencana berani Presiden Trump,” kata Katz, seraya menyatakan bahwa “warga Gaza seharusnya memiliki hak untuk bebas bergerak dan bermigrasi, seperti yang berlaku di mana pun di seluruh dunia.”
Dia menambahkan bahwa rencana tersebut akan memungkinkan warga Gaza yang “berminat” untuk pergi melalui jalur darat, laut, atau udara.
“Negara-negara seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan sebagainya,” yang menurut Katz telah “secara keliru” menuduh Israel atas tindakannya di Gaza, “secara hukum berkewajiban untuk mengizinkan warga Gaza memasuki wilayah mereka,” kata Katz.
Dia menambahkan bahwa “negara-negara seperti Kanada, yang memiliki program imigrasi terstruktur, sebelumnya telah menyatakan kesediaannya untuk menerima penduduk dari Gaza.”
Pernyataan Katz itu langsung menuai kritik dari Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares Bueno.
“Tanah warga Gaza adalah Gaza, dan Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan,” ujar Albares kepada stasiun radio Spanyol, RNE.

Dalam pernyataan yang disampaikan pada Kamis, Katz mengatakan bahwa “rencana tersebut dapat menciptakan peluang ekstensif bagi mereka yang berada di Gaza yang ingin pergi, membantu mereka bermukim kembali di negara-negara tuan rumah, dan mendukung upaya rekonstruksi jangka panjang di Gaza yang sudah menjalani demiliterisasi dan bebas dari ancaman setelah (mengakhiri kekuasaan) Hamas, sebuah upaya yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.”
Katz menuduh Hamas “menggunakan penduduk Gaza sebagai perisai manusia,” “menyandera mereka,” “memeras uang dari mereka melalui sistem bantuan kemanusiaan,” dan “mencegah kepergian mereka dari Gaza.”
Sebelumnya pada Kamis, Netanyahu menyatakan dukungannya terhadap rencana Trump dalam wawancara dengan Fox News. “Ini ide yang sangat bagus, dan harus dikaji serta diupayakan,” katanya.

Pernyataan Trump terkait Gaza menuai kritik di Timur Tengah dan kawasan lainnya.
Laporan: Redaksi