Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Arab Saudi meluncurkan sebuah perusahaan senilai 270 juta dolar AS (sekitar 3,7 triliun rupiah) untuk mengembangkan situs suci, Masjidil Haram di Makkah dan situs suci Umat Islam lainnya di kerajaan.
Perusahaan bernama Kidana itu akan berkantor pusat di Mina dan merupakan perusahaan saham gabungan tertutup pertama yang dimiliki oleh Royal Commission for Makkah Al-Mukarramah and the Holy Sites (RCMC) atau Komisi Kerajaan Untuk Makkah Al-Mukarramah dan Situs-situs Suci, menurut laporan Kantor Berita Arab Saudi (SPA).
Ketua Dewan Direksi Kidana, Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz, menjelaskan pentingnya menjaga dan melestarikan dua kota suci Makkah dan Madinah.
“Kota-kota suci telah menerima perhatian dan perhatian prioritas dari masing-masing Raja Saudi sejak era mendiang Raja Abdulaziz. Situs suci, semoga Allah melindunginya, adalah simbol paling suci dari agama dan sejarah sejarah kita,” katanya.
Kidana bertujuan untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang saat merekonstruksi dan merenovasi situs suci. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah peziarah yang dapat ditampung oleh situs suci, sejalan dengan rencana reformasi Visi 2030 Arab Saudi.
Selain itu, jumlah jamaah haji dan umroh diharapkan selalu meningkat setiap tahun seiring dengan perkembangan fasilitas ibadah dan lainnya.
Pemerintah Arab Saudi juga ingin merenovasi situs agar dapat digunakan secara optimal sepanjang tahun, menciptakan pusat kota yang berkelanjutan dan meningkatkan efisiensi operasi selama musim haji.
Peluncuran Kidana merupakan langkah kunci pertama dalam strategi RCMC yang diuraikan pada September 2020 untuk mengembangkan dan memelihara situs suci.
Prioritas RCMC ke depan termasuk aktivasi program Masjidil Haram dan tempat-tempat suci, serta pengembangan program tanah dan real estate, program pembangunan infrastruktur transportasi, program investasi kemitraan, dan program keberlanjutan keuangan yang didukung oleh Pusat Manajemen Komprehensif.
Hatim Mouminah, Penasihat Senior di RCMC, ditunjuk sebagai CEO Kidana dalam rapat dewan pertama perusahaan.
Laporan: Redaksi