Anwar Ibrahim pernah menjabat sebagai wakil PM Malaysia di bawah kepemimpinan mantan PM Mahathir Mohamad dari 1993 hingga 1998 di pemerintahan Barisan Nasional (BN).
Kuala Lumpur, Malaysia (Xinhua) – Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri (PM), mengambil sumpah jabatan sebagai PM baru Malaysia pada Kamis (24/11).
Anwar, selaku pemimpin koalisi Pakatan Harapan (PH), terlihat mengenakan pakaian adat Malaysia dan berjanji untuk melayani negara dan rakyat di hadapan Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah di Istana Negara Malaysia, yang juga disiarkan langsung.
Upacara tersebut dihadiri oleh para sekutu politik Anwar.
Anwar (75) pernah menjabat sebagai wakil PM Malaysia di bawah kepemimpinan mantan PM Mahathir Mohamad dari 1993 hingga 1998 di pemerintahan Barisan Nasional (BN). Setelah berselisih dengan Mahathir, Anwar kemudian membentuk Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan bersaing dalam beberapa pemilu nasional.
Anwar juga pernah menjabat sebagai menteri pemuda dan olahraga, menteri pendidikan, menteri pertanian, dan menteri keuangan selama karier politiknya di BN.
PKR kemudian membentuk koalisi PH dengan beberapa partai oposisi lainnya, dan koalisi tersebut memenangkan pemilu nasional pada 2018, yang mengakhiri kekuasaan panjang BN yang berkuasa dari masa kemerdekaan Malaysia hingga 2018.
Anwar mengatakan fokus utama pemerintahannya adalah peremajaan ekonomi, stabilitas politik, dan memastikan hubungan antarmasyarakat yang baik di antara berbagai kelompok etnis dan agama di negara itu.
“Ini adalah pemerintahan persatuan nasional, semua diterima selama Anda setuju dengan upaya antikorupsi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan Malaysia untuk semua masyarakat Malaysia,” ujar Anwar dalam konferensi pers pada Kamis malam setelah upacara pelantikannya.
Anwar berjanji untuk memfokuskan upayanya dalam perang melawan apa yang disebutnya korupsi yang merajalela, serta memastikan tata kelola pemerintahan yang baik, peradilan yang independen, dan kesejahteraan rakyat.
Seraya menyebut China sebagai negara tetangga yang penting, PM baru itu pun mengatakan bahwa pemerintahnya akan memberikan prioritas untuk peningkatan hubungan dengan China di bidang perdagangan, investasi, dan budaya.
Demi kepentingan ekonomi rakyat Malaysia, peran China sangat penting, katanya.
Anwar menyebutkan bahwa dia telah menginstruksikan partainya untuk menggelar voting mosi kepercayaan guna menguji dukungan mayoritas ketika parlemen kembali bersidang pada 19 Desember, setelah lawan politiknya menantang dukungan mayoritas tersebut.
Seraya menyerukan pesan perdamaian, Anwar juga membuka pintu bagi koalisi politik lainnya untuk bergabung dengan pemerintah persatuannya jika mereka bersedia menerima prinsip-prinsip koalisinya.
Malaysia berada dalam kebuntuan politik setelah hasil pemilu nasional yang tidak pasti pada Sabtu (19/11) lalu, tanpa koalisi politik atau partai yang mengamankan cukup kursi di majelis rendah parlemen untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Laporan: Redaksi