Banner

Analisis: Empat dari 10 kematian terkait senjata api di AS adalah bunuh diri

Orang-orang berjalan melewati papan petunjuk zona bebas senjata api di dekat Times Square di New York City, Amerika Serikat, pada 1 September 2022. (Xinhua/Michael Nagle)

Tingkat kematian terkait senjata api – karena pembunuhan – di kota-kota AS juga meningkat sekitar 18 persen, dengan peningkatan tajam pada 2020, menurut laporan NYU Langone Health.

 

New York City, AS (Xinhua) – Empat dari setiap 10 kematian terkait senjata api di kota-kota Amerika Serikat (AS) adalah bunuh diri, meningkat 11 persen sejak 2014, menurut NYU Langone Health pada pekan lalu, mengutip sebuah analisis kematian akibat senjata api di lebih dari 750 kota di AS dari 2014 hingga 2020.

Tingkat pembunuhan terkait senjata api di kota-kota AS juga meningkat sekitar 18 persen, dengan peningkatan tajam pada 2020, seperti dilaporkan NYU Langone Health.

Jumlah korban jiwa ini mencerminkan konsekuensi dari bertahun-tahun pelonggaran pembatasan terkait kepemilikan senjata api dan membawa senjata api di tempat umum, serta lonjakan tajam dalam penjualan senjata selama tahun pertama pandemik, kata para penulis analisis seperti dikutip dalam laporan tersebut.

Analisis baru tersebut mengidentifikasi kota mana yang mengalami peningkatan dan penurunan paling signifikan dalam kematian akibat bunuh diri dan pembunuhan terkait senjata api, memberikan data paling lengkap mengenai tingkat bunuh diri dan pembunuhan terkait senjata api di tingkat kota, yang kini tersedia untuk umum.

Banner

Temuan ini merupakan hasil kolaborasi penelitian antara City Health Dashboard NYU Langone Health dan Everytown for Gun Safety Support Fund, organisasi pencegahan kekerasan senjata api terbesar di AS.

UU senjata api

Mayoritas orang dewasa di Amerika Serikat (AS) meyakini kekerasan bersenjata kian meningkat di seluruh negara tersebut dan menginginkan undang-undang (UU) senjata yang lebih ketat, lapor Associated Press (AP) mengutip sebuah survei baru-baru ini.

Survei yang dilaksanakan oleh University of Chicago Harris School of Public Policy bersama Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research ini menunjukkan 71 persen warga AS, termasuk sekitar separuh pendukung Partai Republik, sebagian besar pendukung Partai Demokrat, dan sebagian besar rumah tangga yang memiliki senjata, berpendapat bahwa UU senjata seharusnya lebih ketat, urai AP.

Secara keseluruhan, 8 di antara 10 warga AS berpendapat bahwa kekerasan bersenjata semakin meningkat di seluruh negara tersebut, dan sekitar dua pertiganya mengatakan kekerasan bersenjata semakin meningkat di negara bagian mereka, tunjuk survei itu.

Survei tersebut dilaksanakan antara 28 Juli hingga 1 Agustus, setelah terjadinya serangkaian insiden penembakan massal yang mematikan dan lonjakan pembunuhan dengan senjata pada 2020 yang meningkatkan perhatian terhadap isu kekerasan bersenjata.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan