Akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Ahad (3/11) malam, yang menewaskan sedikitnya 10 orang, sebanyak empat bandar udara (bandara) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup sementara.
Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Sebanyak empat bandar udara (bandara) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Ahad (3/11) malam, yang menewaskan sedikitnya 10 orang, seperti diumumkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (4/11).
“Bandar Udara Frans Xavier Seda di Kabupaten Sikka, NTT, ditutup sementara,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers.
Tiga bandara lain di NTT yang juga terdampak penutupan mencakup Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Bandar Udara Bajawa Soa di Kabupaten Ngada, dan Bandar Udara Gewayantana di Kabupaten Flores Timur.
Sementara itu, sebanyak 14 penerbangan dari dan menuju Bandar Udara Internasional Komodo di Labuan Bajo dibatalkan akibat abu vulkanis yang bergerak melintasi jalur penerbangan. Kendati demikian, bandara itu tetap dibuka.
Dari 10 korban jiwa tersebut, sebanyak sembilan jenazah di antaranya telah ditemukan, sementara satu lainnya masih hilang dan dikhawatirkan tertimbun reruntuhan. Pihak berwenang telah mengevakuasi 2.735 keluarga, atau 10.295 orang, dari 14 desa yang terdampak erupsi.
Status peringatan Gunung Lewotobi Laki-Laki telah dinaikkan dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas), tingkat bahaya tertinggi, dengan pihak berwenang memperingatkan masyarakat agar menghindari zona risiko bahaya dalam radius tujuh kilometer.
Laporan: Redaksi