Banner

Ahli bedah Dubai angkat 200 batu ginjal dari pasien setelah 4 tahun menderita

Batu yang diambil dari ginjal Mian Khan. (Al Arabiya dari Burjeel Specialty Hospital)

“Saya mengeluarkan sebanyak 200 batu melalui lubang kunci kecil di punggungnya, termasuk batu besar berukuran 36mm x 41 mm,” kata Dr. Vaibhav A. Gorde, spesialis urologi di Rumah Sakit Khusus Burjeel, Sharjah.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Sebuah tim ahli bedah di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) berhasil mengeluarkan 200 batu ginjal dari seorang warga negara Pakistan yang telah menderita selama empat tahun akibat kondisi urologis yang unik.

Mian Khan telah diberitahu oleh banyak dokter di negara asalnya bahwa dia akan kehilangan ginjal kirinya setelah bertahun-tahun menderita beberapa batu ginjal.

Khan, yang sudah 12 tahun menetap di Dubai, akhirnya berobat ke dokter di rumah sakit UEA. 

Kerja kolaboratif antara ahli urologi dan ahli bedah jantung intervensi di Rumah Sakit Khusus Burjeel, Sharjah, akhirnya berhasil mengeluarkan batu ginjal dan menyelamatkan ginjal Khan.

Khan didiagnosis dengan staghorn calculus, suatu kondisi di mana batu ginjal besar bercabang di seluruh ginjal.

ahli bedah dubai batu ginjal
Ilustrasi. Organ ginjal dalam tubuh manusia. (julien Tromeur on Unsplash)

Dokter merekomendasikannya untuk melalui prosedur PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy) yang dilakukan pada pasien dengan batu ginjal yang resisten terhadap bentuk pengobatan lain.

“Saya mengeluarkan sebanyak 200 batu melalui lubang kunci kecil di punggungnya, termasuk batu besar berukuran 36mm x 41 mm,” kata Dr. Vaibhav A. Gorde, spesialis urologi di Rumah Sakit Khusus Burjeel, Sharjah. “Pasien pulih dengan baik dalam waktu tiga hari setelah operasi dan dipulangkan.”

Namun, setelah delapan hari, Khan mengalami kesulitan buang air kecil dan kembali ke rumah sakit. 

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan gumpalan besar di kandung kemih. Setelah mengeluarkan bekuan darah, para dokter mendiagnosis Khan dengan kemungkinan pendarahan dari pembuluh darah di ginjal.

“Ini adalah komplikasi pemulihan langka yang terjadi pada 0,6-1 persen kasus,” kata Dr. Gorde.

“Saat ini, hanya ada dua pilihan. Opsi satu melibatkan nefrektomi darurat (pengangkatan ginjal). Yang kedua adalah opsi penyelamatan ginjal yang disebut angioembolisasi yang melibatkan penghentian pendarahan secara selektif dari pembuluh darah berukuran hampir 1 mm,” terangnya.

Sementara itu, Dr. Rahul Chaudhary, spesialis jantung intervensi di Rumah Sakit Khusus Burjeel, melakukan prosedur angioembolisasi super selektif pada Khan.

Dokter memasukkan kateter melalui tusukan kecil sekitar 2 mm dan memasukkan kawat untuk secara selektif mengakses cabang terkecil yang menjadi sumber pendarahan.

“Pembuluh darah yang mensuplai ginjal seperti pohon dengan banyak cabang yang membuat pemilihan menjadi sangat rumit. Jika kita mendekati pembuluh darah lain, bagian tertentu dari ginjal itu bisa rusak. Tujuannya adalah untuk menjadi sedistal mungkin agar bisa menargetkan pembuluh darah terkecil dan spesifik yang bertanggung jawab untuk perdarahan. Kami mengidentifikasi pendarahan melalui angiografi, dan kami dapat memblokirnya,” jelas Dr. Chaudhary.

Setelah empat tahun menderita, Khan yang bekerja sebagai pengemudi, mengatakan dia sekarang bebas dari rasa sakit.

“Dulu saya sangat kesakitan sehingga saat mengemudi, saya harus mengangkat satu kaki di atas. Saya harus menyimpan botol air dan bantal di sisi kiri perut saya saat tidur karena saya tidak bisa menahan rasa sakit,” kata ayah tiga anak ini. “Saya telah kehilangan semua harapan.”

“Allah telah berbelas kasih. Terima kasih kepada Yang Mahakuasa dan para dokter ini, saya merasa seperti mendapat kesempatan baru dalam hidup. Dalam tiga hari, saya kembali normal, dan sekarang saya bisa melakukan pekerjaan saya dengan baik,” tuturnya.

Sumber: Al Arabiya

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan