Jakarta (Indonesia Window) – Pendapatan negara Indonesia pada 2022 kembali melampaui target seperti tahun lalu yang sebesar 2.0031 triliun rupiah atau 114,9 persen dari target APBN 2021 sebesar 1.743,6 triliun rupiah, menurut perkiraan Ekonom Senior Bank Pembangunan Asia (ADB) Henry Ma.
Pendapatan negara tahun ini dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) ditargetkan sebesar 1.846,1 triliun rupiah.
“Pemulihan ekonomi terus menguat di Indonesia untuk tahun ini,” ujar Ma dalam media briefing yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ada tiga alasan yang mendasari perkiraan peningkatan pendapatan negara tersebut, yaitu meningkatnya aktivitas ekonomi di Tanah Air. Hal ini terlihat dari berbagai indikator aktivitas konsumen di triwulan pertama pada 2022 yang semakin meningkat, seperti indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan eceran, dan sebagainya.
Alasan yang kedua adalah adanya beberapa perubahan dalam kebijakan pajak yang mulai diimplementasikan pada tahun ini.
Selanjutnya, Ma menerangkan alasan ketiga adalah meski ada kenaikan harga gandum dan minyak mentah global yang berpotensi mengerek inflasi, peningkatan harga batu bara, minyak sawit, dan nikel akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi kepada Indonesia.
“Dengan demikian dampak shock harga komoditas terhadap kondisi fiskal yang seharusnya negatif, menjadi modest atau sederhana,” jelasnya.
Meski demikian, dia memperkirakan inflasi akan meningkat hingga 3,6 persen pada tahun ini akibat kenaikan harga makanan dan bahan bakar yang memberi tekanan kepada kebijakan subsidi pemerintah.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) pada tahun ini diperkirakan tidak begitu suportif karena Bank Sentral akan meningkatkan kebutuhan cadangannya, sementara pembagian beban bersama pemerintah alias burden sharing juga hanya akan dilakukan sampai akhir tahun ini.
Laporan: Redaksi