COVID-19 – Ahli: Tidak lebih 1 persen genom bermutasi sejak awal pandemik

Ilustrasi. Sejak awal pandemik, mutasi memengaruhi tidak lebih dari satu persen genom (genetika) virus corona baru. (CDC on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Sejak awal pandemik, mutasi memengaruhi tidak lebih dari satu persen genom (genetika) virus corona baru, kata Wakil Direktur Pusat Penelitian Epidemiologi Layanan Federal untuk Pengawasan tentang Perlindungan Hak Konsumen dan Kesejahteraan Manusia Rusia, Alexander Gorelov, pada Rabu (11/11), menurut Kantor Berita TASS.

“Mutasi mulai terjadi tetapi sebenarnya tidak lebih dari satu persen genom telah bermutasi hingga saat ini,” katanya kepada TASS.

Dia juga mencatat bahwa hingga saat ini hanya 1,3 persen dari populasi Rusia yang tertular infeksi virus corona; di seluruh dunia indikator ini kurang dari satu persen.

“Inilah sebabnya mengapa tidak mungkin untuk membicarakan tentang penghentian proses epidemik. Pandemik ini sebenarnya hanya akan berhenti setelah inokulasi massal terhadap virus corona,” jelas Gorelov.

Menurut dia, proses epidemik akan berhenti ketika 30 persen orang Rusia mengembangkan antibodi terhadap virus tersebut.

Infeksi akan menjadi musiman ketika 60-70 persen populasi mengembangkan kekebalan.

Selain itu, dia menerangkan bahwa jumlah pembawa tanpa gejala infeksi virus corona di Rusia tidak menurun.

Kasus-kasus itulah yang menjadi ‘bagian utama’ dari infeksi dan terus menjadi sumber infeksi, imbuh Gorelov.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan