Banner

Eskalasi militer berlanjut, korban tewas di wilayah pesisir Suriah bertambah jadi 237 orang

Pasukan keamanan Suriah terlihat di jalan raya Tartous-Latakia di Provinsi Latakia, Suriah barat laut, pada 7 Maret 2025. (Xinhua/Str)

Eskalasi militer terbaru di wilayah pesisir Suriah telah menewaskan 237 orang, termasuk personel militer, pejuang oposisi, dan warga sipil.

 

Damaskus, Suriah (Xinhua/Indonesia Window) – Sedikitnya 237 orang tewas di wilayah pesisir Suriah sejak eskalasi militer terbaru dimulai pada Kamis (6/3), demikian menurut data terkait jumlah korban yang dirilis oleh organisasi pemantau perang pada Jumat (7/3).

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (Syrian Observatory for Human Rights) melaporkan bahwa personel militer, pejuang oposisi, dan warga sipil termasuk di antara korban yang tewas saat pasukan pemerintah melanjutkan operasi perlawanan mereka terhadap sisa-sisa faksi militer dari rezim sebelumnya di provinsi Latakia, Tartous, dan Hama.

Bentrokan terjadi usai orang-orang bersenjata menyergap pasukan militer, pos pemeriksaan, dan markas besar di sepanjang garis pantai, menurut observatorium tersebut.

eskalasi militer terbaru di
Puing-puing dan reruntuhan terlihat di lokasi ledakan di sebuah rumah hunian yang berada di Al-Nayrab, Provinsi Idlib, Suriah, pada 20 Februari 2025. Sedikitnya lima orang tewas dalam sebuah ledakan yang tidak diketahui penyebabnya di sebuah rumah hunian di daerah Al-Nayrab, Provinsi Idlib, Suriah barat laut, pada Kamis (20/2), menurut laporan televisi milik pemerintah Suriah, Al-Ikhbariya. (Xinhua/Str)

Ketika bentrokan sengit dan penyergapan terus terjadi di seluruh wilayah tersebut, jumlah korban tewas sejak Kamis telah bertambah menjadi 237 orang, termasuk 142 nonkombatan, menurut observatorium itu. Jumlah korban tersebut juga mencakup 50 tentara dan perwira dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri Suriah serta 45 pejuang oposisi.

Banner

Observatorium itu mengindikasikan bahwa bala bantuan tambahan dan persenjataan berat telah dikerahkan ke lokasi-lokasi bentrokan yang krusial karena pertempuran masih berlangsung di pedesaan Latakia dan Tartous.

Observatorium tersebut menuturkan bahwa bentrokan itu menjadi eskalasi paling mematikan sejak jatuhnya pemerintahan sebelumnya pada Desember lalu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan