Banner

COVID-19 – Arab Saudi ikut dalam uji global vaksin Rusia

Ilustrasi. Pemerintah Rusia tengah menyiapkan program uji terbesar untuk vaksin Sputnik V di lima negara, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Filipina, serta India atau Brasil. (WikiImages from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Pemerintah Rusia tengah menyiapkan program uji terbesar untuk vaksin Sputnik V di lima negara, termasuk Arab Saudi, menurut laporan Arab News.

Lebih dari 40.000 uji juga akan diluncurkan pada pekan depan di Rusia, dengan rencana untuk memperluas pengujian ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Filipina, serta India atau Brasil, kata Kirill Dmitriev, pengusaha Rusia yang memimpin pengembangan vaksin tersebut.

Kementerian Kesehatan Saudi sejauh ini belum mengomentari keterlibatannya dalam pengujian tersebut, namun sebelumnya mengatakan bersedia bekerja sama dalam setiap rencana yang layak untuk mengembangkan vaksin melawan virus corona.

Vaksin Sputnik V telah diberikan kepada sejumlah orang Rusia, termasuk putri Presiden Vladimir Putin.

Dmitriev, yang merupakan kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan kerajaan, mengatakan bahwa dia sedang dalam pembicaraan dengan Kementerian Kesehatan Saudi dan sedang mengatur kunjungan pejabat dan ilmuwan Saudi ke pusat penelitian Moskow di mana vaksin itu dikembangkan.

Banner

“Kami percaya bahwa Saudi akan menjadi mitra yang sangat kuat untuk kerja sama kami dalam vaksin Sputnik V,” katanya.

Sputnik V terdaftar di Rusia dua pekan lalu sebagai vaksin anti-COVID-19 pertama yang diakui oleh pemerintah nasional, namun mendapat skeptisisme di Eropa dan AS karena belum melalui tahap kritis, yakni tahap 3 yang melibatkan pengujian skala besar pada manusia.

Beberapa ilmuwan juga mengatakan tidak ada cukup data yang dirilis oleh Rusia tentang proses pengembangan vaksin.

Dmitriev mengatakan bahwa vaksin tersebut telah ditinjau oleh “jurnal ilmiah utama” yang tidak disebutkan Namanya, yang akan segera memberikan keputusan positif.

Dia berjanji akan lebih banyak data yang dirilis tentang aspek ilmiah dari vaksin tersebut.

Vaksin Rusia dikembangkan berdasarkan pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh lembaga penelitian Gamaleya di Moskow untuk penyakit Ebola dan MERS, dan bergantung pada adenovirus (virus yang dapat menyebabkan infeksi pada mata, usus, paru, dan saluran napas) manusia, yang menurut Rusia telah diuji dan dibuktikan, dibandingkan dengan teknik Barat.

Banner

Dmitriev mengatakan bahwa teknik adenovirus manusia telah digunakan untuk jenis vaksin lain oleh jutaan personel militer AS dan telah disetujui oleh otoritas obat Amerika.

“Adenovirus manusia adalah cara yang tepat dan cara teraman,” tambahnya.

Pertanyaan apakah Rusia akan memfasilitasi program pengujian secara finansial, mungkin melalui jaminan ekspor, adalah masalah pemerintah negara-negara yang berpartisipasi, katanya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan