Jaringan Wadah Pemikir Global yang dipimpin oleh Universitas Peking bersama puluhan universitas terkemuka dari China dan luar China, berkomitmen untuk memberikan dukungan intelektual guna mengatasi tantangan global dan mendorong pembangunan global.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sekitar 100 pakar dan cendekiawan universitas dari China dan seluruh dunia berkumpul di Universitas Peking (Peking University/PKU), China, pada Rabu (11/12), menyerukan lebih banyak kerja sama untuk mendorong pembangunan, keamanan, dan peradaban global.
Konferensi Global Wadah Pemikir yang Berafiliasi dengan Universitas (Global Conference on University-affiliated Think Tanks) 2024 yang digelar selama dua hari ini mempertemukan para pakar guna membahas jalur-jalur baru untuk pembangunan dan kemakmuran global, menjajaki peluang dan solusi untuk keamanan global, serta mencari cara untuk mendorong pertukaran dan pengertian timbal balik antarperadaban.
Dalam sebuah video pidato, Jeffrey D. Sachs, selaku direktur Pusat Pembangunan Berkelanjutan (Center for Sustainable Development) di Columbia University di Amerika Serikat, menyampaikan bahwa China memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mengatasi berbagai tantangan global dengan memprakarsai tiga inisiatif global utama, yaitu Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative), Inisiatif Keamanan Global (Global Security Initiative), dan Inisiatif Peradaban Global (Global Civilization Initiative).
“Masing-masing dari inisiatif itu menambahkan bagian penting dalam pemecahan masalah dan solidaritas global guna mengatasi berbagai tantangan yang saling terkait di bidang lingkungan hidup, ketimpangan ekonomi, perubahan teknologi, serta perubahan geopolitik,” tutur Sachs.
Topik-topik yang dibahas dalam konferensi tersebut mencakup perubahan iklim, transisi energi, ketahanan pangan, inovasi teknologi, hubungan internasional, dan pertukaran budaya.
Industrialisasi ramah lingkungan merupakan cara penting untuk mengatasi pemanasan global, kata Justin Lin Yifu, dekan di Institut Ekonomi Struktural Baru (Institute of New Structural Economics) di PKU. Dia menambahkan bahwa orang-orang harus bekerja bersama untuk menangani industrialisasi ramah lingkungan.
“Negara-negara yang dapat dengan mudah mencapai puncak karbon memiliki tanggung jawab untuk membantu negara lainnya,” ujar Justin.
Jin Zhijun, seorang akademisi di Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences), juga menggarisbawahi peran kerja sama dalam transisi energi. “Jika komunitas ilmiah global berupaya bersama untuk menghasilkan teknologi yang lebih murah dan lebih bersih, hal itu akan menjadi kontribusi besar bagi peradaban umat manusia,” urai Jin.
“Dua nilai yang sama-sama kita miliki dan mengikat kita adalah perubahan iklim dan kesehatan global,” tutur Gordon G. Liu, dekan di Institut Kesehatan dan Pembangunan Global (Institute for Global Health and Development) di PKU. “Kita perlu menemukan nilai-nilai yang sama untuk dianut agar dapat membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia,” kata Gordon.
Para pakar dan cendekiawan dari PKU, Universitas Tsinghua, Universitas Fudan, Columbia University, Cornell University, Universitas Korea, Universitas Istanbul, dan berbagai universitas lainnya turut menghadiri konferensi tersebut.
Upacara peluncuran Jaringan Wadah Pemikir Global yang Berafiliasi dengan Universitas (Global University-affiliated Think Tanks Network) juga diselenggarakan dalam konferensi tersebut. Jaringan itu, yang dipimpin oleh PKU bersama puluhan universitas terkemuka dari China dan luar China, berkomitmen untuk memberikan dukungan intelektual guna mengatasi tantangan global dan mendorong pembangunan global.
Laporan: Redaksi