Budaya migrasi nomadik Mongolia berakar pada interdependensi antara padang rumput, ternak, dan penggembala. Keluarga penggembala hidup berpindah-pindah dari satu padang rumput ke padang rumput lainnya guna memberikan waktu untuk pemulihan tanah.
Ulan Bator, Mongolia (Xinhua/Indonesia Window) – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menambahkan migrasi nomadik Mongolia dan praktik-praktik terkait ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda untuk Kemanusiaan, menurut pernyataan dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga, Pariwisata, dan Pemuda Mongolia pada Jumat (6/12).
Keputusan UNESCO tersebut dibuat dalam sesi ke-19 Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, yang berlangsung di Asuncion, ibu kota Paraguay, dari 2 hingga 7 Desember.
Budaya nomadik Mongolia berakar pada interdependensi antara padang rumput, ternak, dan penggembala. Keluarga penggembala hidup berpindah-pindah dari satu padang rumput ke padang rumput lainnya guna memberikan waktu untuk pemulihan tanah, menurut uraian UNESCO.
Proses migrasi penggembala ini sangat kental dengan tradisi. Kepala rumah tangga menentukan tanggal untuk relokasi, dan seluruh keluarga berkontribusi dalam persiapannya, termasuk membersihkan area tempat tinggal dan menyiapkan ternak untuk perjalanan migrasi, kata UNESCO.
Keunikan dari warisan budaya ini adalah peran istri dalam keluarga, yang mengenakan pakaian terbaiknya dan memimpin migrasi sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada Ibu Pertiwi, papar UNESCO.
Laporan: Redaksi