Carrierea leyensis berdasarkan lokasi penemuannya, merupakan pohon evergreen (pohon yang mempertahankan daunnya sepanjang tahun) dengan daun berbentuk elips dan tangkai daun pendek berukuran tiga hingga delapan milimeter. Ciri-ciri itu membuatnya berbeda dari segi morfologi dengan spesies lain dalam genus yang sama.
Nanning, China (Xinhua/Indonesia Window) – Spesies baru dari suku dedalu-dedaluan (Salicaceae) ditemukan di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, yang semakin memperkaya keanekaragaman flora di daerah karst di Guangxi, demikian disampaikan oleh Institut Botani Guangxi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Temuan tersebut dipublikasikan dalam edisi terbaru jurnal ilmiah internasional, PhytoKeys.
Dalam penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan yang dilakukan mulai Juli hingga September 2023, tumbuhan tak biasa yang kemungkinan merupakan spesies Salicaceae yang tidak diketahui sebelumnya ditemukan di hutan karst di wilayah Leye di Kota Baise, Guangxi.
Spesies tersebut, yang diberi nama Carrierea leyensis berdasarkan lokasi penemuannya, merupakan pohon evergreen (pohon yang mempertahankan daunnya sepanjang tahun) dengan daun berbentuk elips dan tangkai daun pendek berukuran tiga hingga delapan milimeter. Ciri-ciri itu membuatnya berbeda dari segi morfologi dengan spesies lain dalam genus yang sama.
Usai dengan cermat memeriksa karakter morfologi dari spesimen tersebut, mempelajari literatur yang relevan, dan memeriksa spesimen terkait lainnya dari genus Carrierea, para peneliti mengonfirmasi bahwa spesies itu tergolong baru dalam ilmu pengetahuan.
Genus Carrierea tersebar dari China selatan hingga Vietnam utara. Sebelumnya, hanya ada dua spesies, yakni Carrierea calycina dan Carrierea dunniana, yang tercatat. Penemuan Carrierea leyensis mengonfirmasi sifat tumbuhan berumah satu, atau monoecious, dari genus Carrierea dan menambah jumlah spesies dalam genus ini menjadi tiga.
Carrierea leyensis merupakan spesies endemik di daerah karst di Guangxi. Penemuan spesies baru ini penting untuk pembangunan taman nasional di daerah karst itu.
Laporan: Redaksi