Banner

PBB ungkap lonjakan kasus malnutrisi anak di seluruh daerah yang dikuasai pemerintah Yaman

Petugas medis memegang kaki seorang anak penderita gizi buruk atau malnutrisi saat bayi tersebut menerima perawatan di Rumah Sakit Al-Sabeen di Sanaa, Yaman, pada 30 Juli 2023. (Xinhua/Mohammed Mohammed)

Eskalasi signifikan tingkat malnutrisi akut di kalangan anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) terjadi di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.

 

Aden, Yaman (Xinhua/Indonesia Window) – Sebuah laporan komprehensif yang dirilis pada Ahad (18/8) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap eskalasi signifikan tingkat malnutrisi akut di kalangan anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.

Dalam laporan tersebut, Kelompok Teknis Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification/IPC) PBB di Yaman mengatakan bahwa situasi telah mencapai tingkat keparahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama di area Pantai Barat negara itu, di mana malnutrisi dengan level “sangat parah” dilaporkan untuk pertama kalinya.

Analisis Malnutrisi Akut IPC terbaru itu menunjukkan adanya peningkatan mencolok sebesar 34 persen pada jumlah anak yang menderita malnutrisi akut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di daerah-daerah yang dikuasai oleh pemerintah.

Seorang anak penderita gizi buruk atau malnutrisi dirawat di sebuah rumah sakit di Sanaa, Yaman, pada 29 Mei 2023. (Xinhua/Mohammed Mohammed)

Analisis tersebut mengindikasikan bahwa lonjakan signifikan ini berdampak terhadap lebih dari 600.000 anak, dengan 120.000 di antaranya diklasifikasikan sebagai malnutrisi parah. Selain itu, analisis tersebut mengidentifikasi sekitar 223.000 ibu hamil dan menyusui mengalami malnutrisi gizi akut pada 2024.

Berbagai faktor turut memperparah tren mengkhawatirkan ini, termasuk sejumlah wabah penyakit seperti kolera dan campak, kerawanan pangan yang meluas, terbatasnya akses terhadap air minum, dan kemerosotan ekonomi yang terus berlanjut.

Kasus malnutrisi akut yang “sangat parah” dilaporkan di distrik-distrik tertentu di provinsi Hodeidah dan Taiz antara November 2023 dan Juni 2024, yang menandai kejadian pertama untuk kategori paling parah ini di daerah tersebut.

“Laporan ini mengonfirmasi tren malnutrisi akut yang mengkhawatirkan bagi anak-anak di Yaman selatan. Guna melindungi wanita, anak perempuan, dan anak laki-laki yang paling rentan, investasi dan peningkatan upaya pencegahan dan pengobatan menjadi lebih penting dari sebelumnya,” kata Peter Hawkins, perwakilan UNICEF untuk Yaman, seraya menekankan betapa gawatnya situasi ini.

Seorang anak penderita malnutrisi terbaring di tempat tidur saat menunggu dokter untuk memberikan perawatan di departemen perawatan malanutrisi sebuah rumah sakit di Sanaa, Yaman, pada 16 Juli 2022. (Xinhua/Mohammed Mohammed)

Sejumlah proyeksi mengindikasikan kemunduran lebih lanjut selama musim paceklik dari Juli hingga Oktober 2024, dengan seluruh 117 distrik di daerah-daerah yang dikendalikan pemerintah yang disurvei diperkirakan akan mengalami tingkat malnutrisi akut yang “serius” atau lebih buruk. Distrik Mawza di dataran rendah Taiz diproyeksikan akan mencapai tingkat “sangat parah” selama periode ini, menurut IPC.

Konflik berkepanjangan dan ketidakstabilan ekonomi di Yaman telah berkontribusi terhadap beberapa tingkat malnutrisi tertinggi di dunia. Krisis yang sedang berlangsung tersebut terus menjadi pemicu utama situasi gizi yang sangat buruk di negara itu.

Yaman telah terjerumus dalam konflik sipil sejak 2014, ketika Houthi menguasai ibu kota Sanaa. Terlepas dari upaya diplomatik selama bertahun-tahun, tidak ada pihak yang menunjukkan keinginan untuk menghidupkan kembali negosiasi yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik, yang, menurut perkiraan PBB, telah merenggut ratusan ribu jiwa.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan