Fokus Berita – Taiwan mantapkan posisi sebagai pemain semikonduktor dunia

Guna meneguhkan Taiwan sebagai negara yang diperhitungkan dalam kemajuan teknologi dunia, pada 1987 Morris Chang mendirikan perusahaan Taiwan Semiconductor Company Limited (TSMC). (Indonesia Window)

TSMC mencatatkan saham perdananya di bursa NYSE, Amerika Serikat, pada 1997, menjadikanya perusahaan asal Taiwan pertama yang melantai di Bursa Saham New York. 

 

Jakarta (Indonesia Window) – Sejak tahun 1970-an Taiwan sudah dikenal sebagai negara yang memproduksi sepeda. Pada 1972, saat industri kendaraan bermotor di Indonesia belum populer, Taiwan sudah mengembangkan sepeda plus suku cadang dari berbagai jenis sepeda produk Eropa dan Asia, seperti produk sepeda dari Jepang.

Anda mungkin masih ingat, rantai sepeda, gir dan velek merek KMC, diproduksi oleh KueiMeng Taiwan (KMC), yang mampu memasok rantai sepeda terbesar di dunia dengan pangsa pasar global lebih dari 70 persen. Itu berarti, tidak peduli merek sepeda apa pun yang dikayuh oleh pengendaranya, suku cadangnya   kemungkinan besar diproduksi dan dipasok oleh KMC Taiwan. Merek ban sepeda   yang sudah dikenal, seperti Kenda dan Maxxis, juga diproduksi dari Taiwan.

Di luar sepeda, produk laptop dan komputer merek Acer, dan Assus juga diproduksi oleh perusahan Taiwan. Bahkan, hampir di semua sudut mall dan pasar tradisional, produk dari Taiwan terpampang.  Jenis minuman misalnya, Chatime, Coco Fres Tea & Juice, termasuk juga restoran khas makanan ala Taiwan, Din Tai Fung cukup mudah ditemukan di pusat-pusat belanja Tanah Air.

Kesuksesan produksi sepeda, jenis kuliner hingga perangkat lunak lainnya  menjadikan Taiwan mulai banyak dikenal oleh banyak negara.

Kantor Ekonomi dan Perdagangan Perwakilan Taiwan di Indonesia (TETO)  menyebutkan,  sepeda listrik Taiwan menyumbang lebih dari 64 persen  pasar di Uni Eropa pada 2019, menempati urutan pertama di dunia untuk pasar UE. Kondisi ini bertahan hingga tahun berikutnya.

Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, kala itu   menyatakan harapannya agar Indonesia dapat mengembangkan dan memproduksi sepeda dan komponen terkait lainnya dalam menanggapi meningkatnya permintaan sepeda oleh masyarakat Indonesia. Artinya, Taiwan dapat dijadikan sebagai “role model” untuk pabrik sepeda Indonesia.

Merambah teknologi tinggi

Taiwan tidak ingin hanya memproduksi produk yang bernilai murah. Guna meneguhkan Taiwan sebagai negara yang diperhitungkan dalam kemajuan teknologi dunia, pada 1987 Morris Chang mendirikan perusahaan Taiwan Semiconductor Company Limited (TSMC). Di kemudian hari, TSMC menjadi perusahaan manufaktur dan desain kontrak semikonduktor multinasional Taiwan.

Sejauh ini, belum banyak negara membangun industri semikonduktor sehebat  Taiwan. Meskipun awalnya dipelopori oleh pemerintah, dalam perkembangannya sahamnya dilepas ke-swasta agar kontrol keuangan dan manajemennya lebih baik dan terbuka. Oleh karenanya, wajar TSMC terus tumbuh hingga mampu melantai di Bursa Saham Taiwan sejak 1993.

Empat tahun berikutnya, pada 1997 TSMC mencatatkan saham perdananya di bursa NYSE, Amerika Serikat (AS), menjadikanya perusahaan asal Taiwan pertama yang melantai di Bursa Saham New York.  Sejak itu, TSMC mencatatkan pertumbuhan asumsi tahunan Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang bersifat konstan sepanjang jangka waktu tertentu.  CAGR tumbuh sekitar 17,4 persen dalam hal pendapatan dan sebesar 16,1 persen dalam hal pertumbuhan laba.

Di depan jurnalis internasional di Taipei beberapa waktu silam, Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-Lung, dengan percaya diri menyebutkan, negaranya akan segera menyusul kemajuan teknologi Intel dari AS dan Samsung Korea Selatan. Taiwan ingin meneguhkan dirinya sebagai pemasok industri semikonduktor terbesar dunia. Saat ini peringkatnya, sudah terbesar dunia, atau di atas China daratan.

Taiwan ingin meneguhkan dirinya sebagai raja semikonduktor atau chip yang  penting dalam kehidupan modern. Lembaga riset pasar global bidang tehknologi industri (TrendForce) menyebutkan, pangsa pasar Taiwan dalam kapasitas produksi semikonduktor global mencapai sekitar 46 persen tahun 2023, diikuti China (26 persen), Korea Selatan (12 persen), Amerika Serikat (6 persen), dan Jepang (2 persen).

Sebagian besar dominasi Taiwan digawangi  TSMC, produsen chip kontrak terbesar dunia. Apple dan Nvidia termasuk klien terbesarnya. TSMC pun membuat prosesor tercanggih di iPhone.

Oleh karenanya, Indonesia perlu melakukan kolaborasi menyiapkan bahan dasarnya seperti batu bara, gas alam dan amoniak yang ramah lingkungan untuk memasok kebutuhan Taiwan. Selama ini, bahan baku dipasok mayoritas dari Australia, kata Deputy Minister National Development Council, Kao Shien Quey, saat menjawab pertanyaan pers Australia pekan lalu.

Bayang-bayang intimidasi China

Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) pekan ini mengeluarkan kritik terhadap China saat ditanya wartawan Guatemala soal bayang-bayang Taiwan akan diambil oleh China daratan.

MOFA mengatakan, China menggunakan “prinsip satu China” untuk memanipulasi komunitas internasional dan meremehkan kedaulatan Taiwan. “Pemerintah kami dengan sungguh-sungguh membantah klaim palsu yang diajukan oleh China dan negara-negara bawahannya. Kami akan terus mempertahankan kedaulatan nasional dan sistem demokrasi bebas negara kami.”

China agaknya sering membuat janji palsu, tegas MOFA.  China pernah  berjanji  memberikan  bantuan keuangan sebagai metode  memburu sekutu diplomatik Taiwan. Kompensasinya, Beijing menjanjikan 2 miliar dolar AS kepada pemerintah Honduras dan mengimpor udang putih dari negara itu. Namun akhirnya, China mengingkari janji tersebut. Honduras masih belum mendapatkan akses ke pasar udang China setelah pemerintahnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Sejak itu, 60 persen petambak udang di Honduras gulung tikar, dan negara di Amerika Tengah itu mengalami kerugian sebesar 39 juta dolar AS. Meskipun Kantor Berita Xinhua melaporkan pada  22 Juli bahwa gelombang pertama udang putih Honduras telah diekspor ke China, industri udang Honduras  sudah berada di ambang kebangkrutan.

Sementara itu, AS telah secara terbuka menyatakan dengan jelas bahwa “Kebijakan Satu China” yang dianutnya tidak sama dengan “Prinsip Satu China”.

Resolusi 2758 hanya membahas masalah kursi China di PBB dan tidak menyebut Taiwan sama sekali. China telah memutarbalikkan Resolusi Majelis Umum PBB 2758 dan terus menggunakan taktik perang campuran seperti ancaman militer, pemaksaan ekonomi, penindasan diplomatik, perang hukum, dan perang kognitif dalam upaya untuk menekan Taiwan dan komunitas internasional agar menerima “Prinsip Satu China”.

China sengaja mengacaukan kesadaran dan pemahaman internasional untuk menekan partisipasi internasional Taiwan. Oleh karenanya, kami  tidak akan pernah menerima hal ini, dan komunitas internasional tidak boleh membiarkan   Tiongkok bertindak  sewenang-wenang dan agresifnya terhadap Taiwan, tegas MOFA.

Agaknya, kekawatiran Taiwan itu juga menjadi kekawatiran negara lain. Ambisi teritorial China menimbulkan sengketa di sejumlah kawasan, serta memicu reaksi AS yang tidak sependapat dengan klaim China. AS tidak punya sengketa dengan Laut China Selatan (LCS), tetapi menolak klaim perluasan wilayah China dalam hal wilayah perairan tersebut dan pulau buatan Fiery Cross, yang berdasarkan putusan Mahkamah Arbitrase Internasional merupakan milik Filipina.

Sementara Indonesia juga tidak punya claim LCS, tetapi berpotensi terseret arus  sengketa, karena klaim LCS beririsan dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). China mengabaikan hak kedaulatan Indonesia di kawasan Natuna dengan mengatakan, perairan itu menjadi bagian dari hak rakyat China (wilayah penangkapan tradisional) nelayan China dalam mencari ikan, sejak ratusan tahun silam atau sejak adanya Kerajaan China.

Dengan demikian, ancaman intimidasi China tidak sekadar bayangan. Tetapi sudah menjadi bagian dari kenyataan untuk menekan negara-negara yang mengakui Taiwan sebagai negara, untuk segera mencabutnya.

Pertanyaannya, bagaimana usaha Taiwan melindungi TSMC sebagai pusat industri semikonduktor dunia? Pejabat berwenang tidak secara jelas menjawab masalah itu karena ada kaitannya soal strategi mengamankan pembangunan industri yang luasnya lebih dari lima hectare itu.

Yang pasti, TSMC kini sudah banyak membuka kantor cabangnya di kawasan Eropa seperti Jerman, Prancis dan AS sebagai pusat pemasaran industri Taiwan. Taiwan juga tidak akan meninggalkan pasar Asia yang kini sedang tumbuh dalam teknologi industrinya. Makanya, kerja sama dengan Vietnam dan Indonesia terus dilakukan untuk sama-sama mencari keuntungan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di kawasan.

Taiwan percaya, menjaga lingkungan, membuat produk ramah lingkungan (hijau) dan bermutu termasuk membuat harga produk terjangkau masyarakat luas, akan tetap memenangi persaingan saat ini.

Penulis: Theo Yusuf (Wartawan Imbcnews)

Selesai

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan