Syekh Maher bin Hamad Al Muaiqly meminta para jamaah untuk berdoa bagi warga Palestina yang menderita akibat pertumpahan darah, kerusuhan di negara tersebut, dan terhambatnya akses terhadap kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian.
Jakarta (Indonesia Window) – Ibadah haji 1445 Hijriah/2024 dilatarbelakangi oleh konflik yang tak kunjung usai antara Hamas dan Israel, sehingga mendorong Timur Tengah ke jurang konflik regional.
Dalam khotbahnya di Masjid Namira di Arafah, Sabtu (15/6), Syekh Maher bin Hamad Al Muaiqly meminta para jamaah untuk berdoa bagi warga Palestina yang menderita akibat pertumpahan darah, kerusuhan di negara tersebut, dan terhambatnya akses terhadap kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian.
Syekh Al-Muaiqly juga mengimbau seluruh Umat Islam untuk menaati apa yang diperintahkan Allah ﷻ dan menjauhi larangan-Nya demi meraih kemenangan, keselamatan, dan kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat. “Haji merupakan wujud keikhlasan beribadah kepada Tuhan dan bukan wadah slogan-slogan politik,” tegasnya.
Syekh Al-Muaiqly menggarisbawahi perlunya berpegang teguh pada lima pilar, yakni menjaga agama, diri sendiri, pikiran, harta, dan kehormatan, seraya mengatakan bahwa hal ini akan mengarah pada stabilitas kehidupan, penyebaran keamanan, kemampuan manusia untuk mencapai tujuan, kepentingan agama dan duniawi mereka, selain untuk meraih keridhaan Allah ﷻ.
Khotbah Arafah merupakan bagian dari rukun haji, wukuf di area Arafah, yakni ritual puncak dari rangkaian prosesi haji yang wajib diikuti oleh jamaah agar ibadahnya sah, sesuai syariat.
Wukuf adalah hadir dan berada di daerah mana saja di Arafah, walaupun dalam keadaan tidur, sadar, berkendaraan, duduk, berbaring atau berjalan, baik dalam keadaan suci atau tidak suci (seperti haidh, nifas atau junub). Waktu wukuf di Arafah dimulai dari matahari tergelincir (waktu zawal) pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga waktu terbit fajar subuh (masuk waktu subuh) pada hari nahr (10 Dzulhijjah). Jika seseorang wukuf di Arafah selain waktu tersebut, wukufnya tidak sah berdasarkan kesepakatan para ulama.
Khotbah Arafah tahun ini diterjemahkan ke dalam 20 bahasa, di antaranya Bahasa Indonesia, Rusia, Mandarin, Portugis, serta Bosanski (Bosnia), dan diproyeksikan menjangkau satu miliar pendengar di seluruh dunia.
Menurut Saudi Press Agency, jumlah jamaah haji tahun ini mencapai 1.833.164 orang, terdiri dari 52 persen laki-laki dan 48 persen perempuan.
Saat matahari terbenam pada hari Sabtu (15/6), jamaah meninggalkan area Arafah, lalu menuju ke Muzdalifah untuk mengumpulkan kerikil yang akan mereka gunakan dalam ritual pelemparan batu secara simbolis pada pilar yang melambangkan setan di Mina.
Jamaah kemudian kembali ke Mina dan menetap selama tiga hari untuk melanjutkan ritual melempar kerikil pada pilar (lempar jumroh). Selanjutnya, dari Mina, jamaah kembali ke Makkah untuk melakukan tawaf terakhir yang dikenal dengan ‘tawaf perpisahan’.
Setelah menyelesaikan ritual haji, laki-laki diwajibkan mencukur rambut mereka, dan perempuan memotong seikat rambut sebagai tanda pembaharuan.
Sumber: Arab News; Saudi Gazette
Laporan: Redaksi