Banner

Kisah guru sukarelawan asal China mengajar bahasa Mandarin di Indonesia

Perwakilan Pusat Pertukaran dan Kerja Sama Bahasa Asing China, Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin (BKPBM), dan para guru sukarelawan yang bertugas di Jakarta berfoto bersama di Jakarta pada 10 Mei 2024. (Xinhua/Abdul Azis Said).

Kerja sama program guru sukarelawan antara Indonesia dan China sudah berlangsung selama 20 tahun terakhir dan dinilai berjalan dengan baik.

 

Jakarta (Xinhua) – Meski harus terpisah ribuan kilometer dari kampung halamannya di China, Jasmine mendapatkan pengalaman yang berharga dan menyenangkan selama hampir setahun terakhir menjadi guru sukarelawan bahasa Mandarin di Jakarta. Kini dia sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang masa tinggalnya di Indonesia selama setahun lagi.

Sedikitnya ada 90 guru sukarelawan seperti Jasmine yang tersebar di seluruh Indonesia, seperempat dari mereka bertugas di sekolah-sekolah yang ada di Jakarta. Program ini diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin (BKPBM) dan didukung oleh Pusat Pertukaran dan Kerja Sama Bahasa Asing China yang sudah berlangsung selama sekitar 20 tahun terakhir.

Para guru sukarelawan tersebut ditempatkan di beberapa sekolah mitra yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan meliputi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Jasmine sendiri mengajar di sekolah dasar yang kebanyakan siswanya berusia di bawah 10 tahun.

“Mereka (siswa) sangat menyenangkan dan antusias saat menjawab pertanyaan di kelas. Beberapa kali saya juga sempat memberikan kelas menggambar dan mereka sangat suka menggambar panda,” tutur Jasmine saat ditemui di sela-sela pertemuan para guru sukarelawan di Jakarta pada Jumat (10/5).

Banner

Selain kagum dengan antusiasme belajar anak didiknya, Jasmine juga kagum dengan keindahan alam Indonesia. Dengan antusias dia menceritakan pengalamannya saat berlibur ke Bromo dan Gunung Ijen di Provinsi Jawa Timur, dua destinasi wisata yang belakangan makin populer di kalangan wisatawan China.

Ketua Pelaksana BKPBM Arifin Zain mengatakan banyak cerita menarik tentang pengalaman tahun pertama para guru sukarelawan yang disampaikan dalam pertemuan pada Jumat pagi tersebut, termasuk soal perbedaan cita rasa makanan. Beberapa dari mereka mengaku makanan di Indonesia lebih pedas dibandingkan makanan yang biasa mereka santap di China.

Kerja sama program guru sukarelawan ini sudah berlangsung selama 20 tahun terakhir dan dinilai berjalan dengan baik. Hubungan para sukarelawan dengan guru lokal pun terjalin erat.

“Harapan kami bahwa dengan program ini, pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia akan semakin maju, karena kemampuan bahasa asing tentunya akan menguntungkan pembangunan Indonesia,” ujarnya.

Pertemuan tersebut turut dihadiri sejumlah perwakilan sekolah mitra tempat para guru sukarelawan mengajar, beberapa di antaranya datang dari luar Jakarta. Total ada sekitar 30 sekolah di Indonesia yang terlibat dalam program ini.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan