Banner

Gedung Putih setuju kirim lebih banyak bom ke Israel di hari Israel serang pekerja bantuan

Sebuah kendaraan yang rusak terlihat pascaserangan Israel di Kota Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 2 April 2024. (Xinhua/Yasser Qudih)

Departemen Luar Negeri AS menyetujui pengiriman lebih dari 1.000 bom MK82 500 pon, lebih dari 1.000 bom berdiameter kecil, dan sekering untuk bom MK80, semuanya dari otorisasi yang diberikan oleh Kongres beberapa tahun yang lalu.

 

Washington, AS (Xinhua) – Gedung Putih menyetujui pengiriman lebih banyak bom ke Israel pada hari ketika militer Israel menyerang sebuah konvoi dan menewaskan tujuh pekerja dari kelompok amal yang mengantarkan bantuan ke Gaza, menurut laporan The Washington Post pada Kamis (4/4).

The Washington Post mendasarkan laporannya pada informasi yang diterimanya dari tiga pejabat Amerika Serikat (AS), yang menurut surat kabar itu mengungkapkan rincian tentang persetujuan tersebut pekan ini.

Departemen Luar Negeri AS menyetujui pengiriman lebih dari 1.000 bom MK82 500 pon, lebih dari 1.000 bom berdiameter kecil, dan sekering untuk bom MK80, semuanya dari otorisasi yang diberikan oleh Kongres beberapa tahun yang lalu, kata laporan itu mengutip para pejabat AS.

Militer Israel melancarkan serangan udara pada Senin (1/4) yang mengakibatkan tewasnya tujuh anggota World Central Kitchen (WCK) ketika mereka sedang dalam perjalanan untuk mendistribusikan makanan kepada warga sipil di Gaza.

Banner

Laporan The Washington Post itu selanjutnya menyebutkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi bahwa persetujuan untuk pengiriman bom-bom tersebut terjadi beberapa saat “sebelum” pesawat Israel menyerang konvoi bantuan itu.

Pengiriman senjata AS ke Israel semakin menjadi sorotan seiring meluasnya gelombang kemarahan di seluruh dunia atas kematian lebih dari 33.000 warga Palestina di Gaza sejak Israel memulai operasi militer pembalasan pascaserangan 7 Oktober terhadap Israel oleh Hamas.

Langkah AS yang sejauh ini tidak membatasi pengiriman senjata bagi Israel menjadi semakin kontroversial mengingat serangan Israel yang mematikan terhadap WCK, yang menimbulkan kecaman internasional.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan