Banner

PBB: Agresi Israel telah hancurkan 212 sekolah di Gaza

Seorang penyintas diselamatkan dari reruntuhan pascaserangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 27 Maret 2024. Jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza bertambah menjadi 32.552 orang, kata Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan pers pada Kamis (28/3). Tentara Israel menewaskan 62 orang Palestina dan melukai 91 lainnya selama 24 jam terakhir, imbuh kementerian tersebut. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Aksi pengeboman besar-besaran terhadap Gaza oleh Israel telah mengakibatkan “hantaman langsung” pada 212 sekolah di daerah kantong pesisir tersebut, dengan setidaknya 53 sekolah telah “hancur total” sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023.

 

PBB (Xinhua) – Aksi pengeboman besar-besaran terhadap Gaza oleh Israel telah mengakibatkan “hantaman langsung” pada 212 sekolah di daerah kantong pesisir tersebut, demikian menurut analisis yang bermitra dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dirilis pada Rabu (27/3).

Citra satelit menunjukkan bahwa setidaknya 53 sekolah telah “hancur total” sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023, seiring dengan peningkatan serangan hampir 9 persen terhadap fasilitas sekolah sejak pertengahan Februari, sebagaimana dilaporkan oleh dana anak-anak PBB (UNICEF), Education Cluster, dan Save the Children.

Tingginya tren serangan terhadap fasilitas sekolah” telah memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat buruk di Gaza di tengah “bombardir intensif Israel dari udara, darat, dan laut di sebagian besar wilayah Jalur Gaza,” kata penulis laporan tersebut.

Dari 563 gedung sekolah di Gaza, 165 dari 212 gedung yang terhantam langsung berada di wilayah yang oleh militer Israel diperuntukkan sebagai lokasi evakuasi. Data menunjukkan bahwa 62 sekolah di Kegubernuran Khan Younis bagian selatan menjadi sasaran langsung, begitu pula 14 sekolah di Kegubernuran Wilayah Tengah, 94 sekolah di Kegubernuran Gaza, dan 42 sekolah di Kegubernuran Gaza Utara, yang merupakan daerah terdampak paling parah hingga saat ini, dengan 86,2 persen gedung sekolah dihantam langsung atau rusak.

Banner
Aksi pengeboman besar-besaran terhadap
Anak-anak Palestina belajar di sebuah ruang kelas sementara di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 27 Maret 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Menurut laporan tersebut, lebih dari satu sekolah dari dua lingkungan sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga telah diserang sejak Oktober tahun lalu, bersama dengan gedung-gedung pemerintahan yang menjadi target penembakan Israel atau selama operasi darat Israel.

“Tidak ada pendidikan sama sekali di Gaza selama hampir enam bulan,” ungkap UNRWA pada Rabu setelah publikasi laporan yang bermitra dengan PBB itu, yang menyebutkan lebih dari 625.000 siswa dan 22.000 guru masih dalam masa masuk sekolah sebelum 7 Oktober tahun lalu.

Temuan tambahan yang diperoleh dari citra satelit dan sumber lain “memberikan bukti penggunaan sekolah oleh militer” yang dilakukan Pasukan Keamanan Israel “sejak awal eskalasi.”

Laporan itu juga menyoroti bahwa sejak 7 Oktober, lebih dari 320 gedung sekolah telah digunakan sebagai tempat penampungan oleh para pengungsi. Dari seluruh fasilitas-fasilitas tersebut, 188 di antaranya dihantam langsung oleh bombardir Israel atau rusak.

Para penulis laporan ini menyatakan bahwa setelah konflik berakhir, setidaknya 67 persen sekolah di Gaza “akan memerlukan rekonstruksi menyeluruh atau rehabilitasi signifikan agar dapat berfungsi kembali.”

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan