Rudal Taurus melaju dengan kecepatan hampir menyamai kecepatan suara dan terbang pada ketinggian hanya 35 meter, sehingga sistem radar sulit untuk mendeteksinya.
Berlin, Jerman (Xinhua) – Majelis rendah parlemen Jerman (Bundestag) pada Kamis (14/3) sekali lagi memveto mosi pengiriman rudal Taurus ke Ukraina.
Pengiriman rudal ini telah menjadi isu utama dalam perdebatan politik beberapa bulan terakhir. Mosi tersebut berasal dari kelompok oposisi konservatif CDU/CSU di parlemen. Sementara itu, beberapa partai yang berkuasa, yakni Partai Sosial Demokrat (Social Democratic Party), Partai Hijau (Greens), dan Partai Demokrat Bebas (Free Democratic Party), juga mendukung gagasan untuk memasok rudal jarak jauh.
Namun, Kanselir Olaf Scholz pada Rabu (13/3) menegaskan penolakannya untuk memasok sistem senjata jarak jauh ke Ukraina. Menurutnya, sistem tersebut hanya dapat digunakan jika berkaitan dengan pengerahan tentara Jerman. “Itu adalah batasan yang tidak ingin saya langgar sebagai Kanselir,” kata Scholz kepada Bundestag.
Mayoritas masyarakat Jerman mendukung Scholz dalam isu ini. Menurut sebuah survei yang diterbitkan oleh lembaga penyiaran publik ARD pekan lalu, 61 persen responden menentang pengiriman Taurus ke Ukraina, naik 9 poin persentase dari Agustus tahun lalu.
Namun demikian, Scholz menegaskan kembali dukungannya untuk Ukraina dalam hal peralatan militer. Pada Kamis yang sama, dia mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon bahwa Jerman akan terus mendukung Ukraina di sektor militer melalui koordinasi erat dengan mitra Eropa dan internasional, kata seorang juru bicara pemerintah Jerman.
Dianggap sebagai salah satu sistem persenjataan Jerman yang paling modern, rudal Taurus merupakan rudal yang diluncurkan dari udara dengan kisaran operasional sekitar 500 km. Rudal ini melaju dengan kecepatan hampir menyamai kecepatan suara dan terbang pada ketinggian hanya 35 meter, sehingga sistem radar sulit untuk mendeteksinya, lansir media setempat.
Laporan: Redaksi