Warga Palestina memulai Ramadhan tahun ini 11 Maret 2024, di tengah kesulitan tanpa adanya uang untuk membeli kebutuhan pokok, dan tanpa kehidupan yang damai.
Gaza, Palestina (Xinhua) – Warga Palestina memulai Ramadhan tahun ini pada Senin (11/3). Akibat konflik dan pertumpahan darah Israel-Hamas yang berkecamuk, warga di Gaza mengalami kesulitan merayakan bulan suci bagi Umat Muslim ini di tengah tidak adanya uang, kebutuhan pokok, dan kehidupan yang damai.
“Persiapan kami sangat sederhana karena tidak ada suplai makanan yang tersedia. Kami menderita karena mahalnya harga makanan, dan situasinya sangat sulit. Terlepas dari apa yang terjadi, kami dapat mengganti apa yang hilang dan membangun kembali apa yang hancur. Kami ingin hidup demi anak-anak kami yang masih bersekolah,” tutur seorang warga Palestina di Rafah, Abu Mohammed Al-Awad.
Seorang pedagang Palestina di Rafah, Mohammed Al-Araby, mengatakan, “Hidup ini sangat sulit, tetapi saya bersyukur kepada Tuhan. Saya biasanya menjual kacang di Gaza City, tetapi kini menjual apa saja lebih baik daripada menganggur.”
Israel melancarkan operasi militer berskala besar di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu, tepat setelah Hamas yang berkuasa di Gaza melakukan serangan militer mendadak ke kota-kota Israel yang berdekatan dengan jalur tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang lainnya.
Sejauh ini, sebanyak 31.045 warga Palestina di Gaza tewas dan 72.654 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.
Laporan: Redaksi