Banner

IMF tingkatkan proyeksi pertumbuhan global 2024 jadi 3,1 persen

Para pejalan kaki berjalan melewati kantor pusat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) di Washington DC, Amerika Serikat, pada 10 April 2023. (Xinhua/Liu Jie)

Proyeksi pertumbuhan global 2024 dan 2025 berada di bawah rata-rata historis tahunan 2000-2019 sebesar 3,8 persen, mencerminkan kebijakan moneter yang ketat dan penarikan dukungan fiskal, serta rendahnya pertumbuhan produktivitas yang mendasari hal itu.

 

Washington, AS (Xinhua) – Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pada Selasa (30/1) meningkatkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 3,1 persen pada 2024, 0,2 poin persentase lebih tinggi dari proyeksi Oktober lalu, menurut update terbaru yang dirilis oleh World Economic Outlook (WEO).

Revisi naik itu mencerminkan peningkatan bagi China, Amerika Serikat (AS), dan pasar-pasar berkembang serta ekonomi berkembang yang besar, sebut IMF.

Kendati demikian, proyeksi pertumbuhan global pada 2024 dan 2025 berada di bawah rata-rata historis tahunan 2000-2019 sebesar 3,8 persen, mencerminkan kebijakan moneter yang ketat dan penarikan dukungan fiskal, serta rendahnya pertumbuhan produktivitas yang mendasari hal itu, kata IMF.

“Perekonomian global terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan inflasi yang terus menurun dan pertumbuhan yang bertahan, peluang terjadinya soft landing meningkat, tetapi laju ekspansi masih rendah,” ujar Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam konferensi pers di Johannesburg, Afrika Selatan.

Banner

Pertumbuhan di China diproyeksikan sebesar 4,6 persen pada 2024, dengan revisi naik 0,4 poin persentase dari proyeksi WEO pada Oktober. Untuk Amerika Serikat, pertumbuhan diproyeksikan sebesar 2,1 persen pada 2024, 0,6 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan pada Oktober lalu. Sedangkan untuk Kawasan Euro, pertumbuhan diproyeksikan sebesar 0,9 persen pada 2024, 0,3 poin persentase lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

IMF mencatat bahwa inflasi turun lebih cepat dari yang diperkirakan di sebagian besar kawasan, di tengah meredanya isu-isu dari sisi penawaran dan kebijakan moneter yang ketat. Namun, Gourinchas memperingatkan bahwa ketegangan geopolitik yang baru, terutama di Timur Tengah dengan meningkatnya serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, dapat mengganggu rantai pasokan dan komoditas, yang dapat memacu inflasi global.

Kepala ekonom IMF itu juga menegaskan kembali biaya fragmentasi geoekonomi, mencatat bahwa penelitian IMF menunjukkan bahwa biayanya dapat berkisar antara 3 hingga 7 persen dari PDB dunia, dengan negara-negara emerging dan negara berkembang menjadi negara yang paling terkena dampak negatif dari langkah-langkah yang mendistorsi perdagangan.

“Pertumbuhan yang lebih kuat juga dapat diperoleh dengan membatasi fragmentasi geoekonomi, misalnya dengan menghilangkan hambatan perdagangan yang menghalangi arus perdagangan di antara blok geopolitik yang berbeda, termasuk dalam produk teknologi rendah karbon yang sangat dibutuhkan oleh negara emerging dan negara berkembang dalam transisi iklim,” tutur Gourinchas.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan