Banner

Kepala Badan Geologi tegaskan industri batu bara Indonesia belum ‘sunset’

Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid menuturkan bahwa untuk mencapai NZE, batu bara tetap dimanfaatkan secara selaras dan tidak bertabrakan dengan arah kebijakan NZE, mengingat sumber daya batu bara Indonesia cukup melimpah. (Kementerian ESDM)

Industri batu bara Indonesia, dengan total sumber daya mencapai 98,5 miliar ton dan cadangan sebesar 33,8 miliar ton, mendukung upaya mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, dan hilirisasi mineral dunia.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Energi baru terbarukan (EBT) tengah menjadi primadona karena ramah lingkungan dan rendah emisi, sehingga sejalan dengan ambisi pemerintah dalam membidik target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Meski memiliki ambisi besar, pemerintah tidak bisa langsung meninggalkan energi berbasis fosil seperti batu bara, demikian dikutip dari laman situs jejaring Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Bogor, Jumat.

Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid menuturkan bahwa untuk mencapai NZE, batu bara tetap dimanfaatkan secara selaras dan tidak bertabrakan dengan arah kebijakan NZE, mengingat sumber daya batu bara Indonesia cukup melimpah.

“Sumber daya dan cadangan batu bara Indonesia saat ini masih cukup banyak dengan total sumber daya sebesar 98,5 miliar ton dan cadangan sebesar 33,8 miliar ton,” ujarnya ketika membuka Seminar Nasional Batu Bara yang digelar oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi dengan tema ‘Unlocking Hidden Gems in Coal Towards Net Zero Emission’, di Jakarta, Selasa (12/12).

Wafid mengatakan ada asumsi keliru yang berpendapat bahwa industri batu bara Indonesia akan mengalami ‘sunset’, seiring dengan tumbuhnya EBT sebagai tumpuan dalam pemanfaatan energi. Padahal, untuk mencapai NZE dan hilirisasi mineral dunia, batu bara masih sangat dibutuhkan. Hal itulah yang digali oleh PSDMBP, sesuai dengan salah satu tugasnya, yaitu menyediakan data potensi batu bara di Indonesia.

Banner

Selain mendukung hilirisasi mineral, PSDMBP juga tengah menggali potensi lain batu bara dengan menginventarisasi metalurgi di Indonesia sehingga batu bara memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

“Sebelumnya batu bara Indonesia dijual sebagai batu bara termal saja, padahal beberapa jenis batu bara tertentu memiliki karakteristik sebagai batubara metalurgi yang berguna dalam industri baja dan smelter pengolahan mineral, sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi daripada batu bara termal,” terangnya.

“Seminar ini diselenggarakan untuk mengungkap hidden gems, potensi, atau pemanfaatan lain dari batu bara yang mungkin belum banyak kita ketahui. Saya berharap setelah mengikuti kegiatan seminar ini seluruh pemangku kepentingan yang bergerak di bidang batu bara dapat bersama-sama bersinergi mendorong pengembangan dan pemanfaatan batu bara serta membuka peluang dan percepatan pengungkapan potensi batu bara untuk mendukung transisi energi dan NZE,” tutupnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan