Maju Jaya Tekstil merancang instalasi Seni Pendar yang sepenuhnya menggunakan produk kainnya, bertujuan mengenalkan produk kepada para pengunjung.
Banten, Tangerang (Indonesia Window) – Sebagai langkah strategis dalam memperkuat ekosistem fesyen muslim di Indonesia, Maju Jaya Tekstil, salah satu suplier tekstil terkemuka di Tanah Air, untuk pertama kalinya hadir di Halal Fair & Halal Indonesia Internasional Trade Show (HIITS) yang berlangsung selama tiga hari di ICE BSD Tangerang, mulai 8 hingga 10 Desember.
“Industri fesyen Muslim merupakan pasar yang dinamis dengan peluang pertumbuhan yang besar. Pelaku usaha harus jeli menangkap peluang. Dimulai dari riset tren yang diminati anak-anak hingga dewasa, riset pasar online dan offline, menentukan sumber pasokan produk: menjahit sendiri atau hanya sebagai reseller atau dropship, menentukan rencana bisnis, kalkulasi modal dan promosi,” ujar pemilik Maju Jaya Tekstil, Sagar M Vasandani, dalam acara talk show ‘Strategi Jualan B to C Untuk UMKM Pakaian Muslim’, Ahad.
Gelaran yang menjadi trendsetter perkembangan industri halal di Indonesia tersebut dioptimalkan oleh Maju Jaya Tekstil untuk tak sekadar untuk branding dan promosi peluncuran produk baru, tapi juga dijadikan wahana edukasi bagi pelaku UMKM.
Dalam acara tersebut Vasandani berkolaborasi dengan founder & Chief Executive Officer (CEO) Kasisolusi, Deryansha Azhary, yang juga memiliki komitmen tinggi dalam mengembangkan kualitas UMKM dengan memberikan edukasi kepada UMKM di Tanah Air.
Sebagai pelaku usaha yang berada di era disruptif saat ini, Vasandani, merasa ditantang harus terus berpikir dinamis dan solutif dalam menghadapi ritme perkembangan zaman yang cepat berubah, terutama saat Indonesia tengah bergiat menjadi kiblat fasyen dunia.
Merujuk laporan dari State of Global Islamic Economy Report tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ketiga pada indikator modest fashion setelah Uni Emirat Arab dan Turkiye. Hal ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan besar bagi seluruh sektor terkait untuk saling berkolaborasi dan memperkuat.
Menurut pengusaha yang sudah 11 tahun mengembangkan Maju Jaya Tekstil, tak sedikit penjual yang belum melek teknologi dan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
Jika dahulu para penjual bisa menyiapkan koleksi busananya sejak jauh hari dan berlaku untuk periode tertentu, kini mereka harus lebih mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan tren dalam melahirkan koleksi busananya. “Penjual harus berjuang untuk berkompromi dengan selera pasar agar bisnisnya bertahan. Tetapi soal kualitas dan inovasi, harus nomor satu,” ujarnya.
Lebih lanjut Vasandani menerangkan, terjadi tren peningkatan komunitas hijrah dengan masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan kulit saat mobilitas semakin tinggi. “Di sinilah tantangannya, bagaimana pelaku usaha bisa menyuguhkan produk fesyen syar’i dengan model simple elegan dan berbahan adem,” ujarnya.
Dalam menjawab kebutuhan tersebut, pada Halal Fair & HIITS 2023, Maju Jaya Tekstil meluncurkan berbagai produk baru, yaitu kain anti UV dengan UV Cut lebih dari 30 persen, dengan beberapa produk yang diluncurkan antara lain Nadeem, Ateefa, Maher, dan Kareem.
Selama pameran berlangsung, pengunjung juga mendapatkan harga spesial baik untuk pembelian secara eceran maupun partai besar langsung di booth-nya, bahkan berkesempatan berkonsultasi dengan Vasandani atau Roshni KN tentang berbagai hal terkait produk kain, kerja sama bisnis, dan tips bisnis UMKM.
Selain itu, Maju Jaya Tekstil juga membuka peluang membangun kerja sama dari berbagai daerah. Berkantor di daerah Ciledug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Maju Jaya Tekstil telah memiliki jangkauan pemasaran yang luas di berbagai daerah, termasuk di Pulau Jawa, Medan (Sumatra Utara), Makassar (Sulawesi Selatan), Bali, dan Kepulauan Riau.
Maju Jaya Tekstil menawarkan produk berkualitas tinggi dengan harga ekonomis, dengan panjang satu roll 50 yard (45,72 meter), sehingga sangat terjangkau untuk produksi UMKM.
Untuk mendedikasikan komitmen di industri fashion, Maju Jaya Tekstil merancang instalasi Seni Pendar yang sepenuhnya menggunakan produk kainnya. “Instalasi seni ini bertujuan mengenalkan produk Maju Jaya Tekstil kepada para pengunjung, sehingga mereka bisa merasakan vibes dari kualitas bahan yang ditawarkan. Sementara pilihan warnanya merujuk pada warna-warna Halal Fair yang menyejukkan dan menambah nilai seni pada pameran ini,” pungkas Sagar.
Langkah strategis Maju Jaya Tekstil dalam memperkuat ekosistem fesyen muslim di Indonesia mendapat apresiasi dari Deryansha yang juga terlibat aktif dalam program-program pengembangan UMKM di seluruh Tanah Air, yang digerakkan oleh sejumlah kementerian terkait.
Pemerintah, menurutnya, tidak mungkin menutup pintu bagi investasi asing untuk ikut memanfaatkan pasar Indonesia yang besar.
Para pelaku usaha di Indonesia, terutama UMKM, harus terus menemukan inovasi dan berkreasi dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya dengan tak hanya “menjual produk”, tapi juga “value dan brand”, ujar Deryansha.
Laporan: Redaksi