Banner

Rusia sebut akan buka jalan untuk gencatan senjata sesegera mungkin di Gaza

Orang-orang melakukan upaya penyelamatan di sebuah bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 7 November 2023. (Xinhua/Yasser Qudih)

Resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza yang diajukan oleh Rusia telah ditolak oleh Amerika Serikat dan para sekutunya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 

Moskow, Rusia (Xinhua) – Moskow melakukan berbagai upaya untuk membantu membuka jalan bagi solusi diplomatik dan gencatan senjata secepatnya di Gaza, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia pada Kamis (9/11).

“Kami sedang melakukan berbagai upaya intensif untuk meredakan konflik tersebut, guna mencapai gencatan senjata sesegera mungkin,” ungkap Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova dalam sebuah konferensi pers.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov masih terus menjalin kontak dengan para pejabat dari wilayah tersebut, kata Zakharova.

“Sebuah pesan sedang disampaikan kepada semua pihak terkait kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata,” ujarnya.

Banner

Selain itu, Zakharova juga mengingatkan bahwa draf resolusi Rusia tentang gencatan senjata kemanusiaan di Gaza sebelumnya telah ditolak oleh Amerika Serikat dan para sekutunya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Kami benar-benar terkejut mendengar pernyataan duta besar Israel untuk Moskow bahwa proses evakuasi dapat memakan waktu hingga dua pekan,” sebutnya, seraya menambahkan bahwa logika ini tidak dapat diterima.

“Bagi kami, isu penyelamatan warga negara Rusia, kompatriot, dan semua orang yang telah menghubungi kami dari sana, merupakan prioritas,” tuturnya.

Pada Rabu (8/11), hari ke-33 dari konflik Israel-Hamas yang sedang berkecamuk, kementerian kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan bahwa serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 10.569 warga Palestina, termasuk 4.324 anak-anak. Sementara itu, hampir 1,5 juta warga Palestina mengungsi di daerah kantong yang terkepung itu.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan