Banner

Pakar AS sebut BRI berkontribusi besar dalam pembangunan infrastruktur Afrika

Para staf bekerja di lini produksi serat kaca Jushi Egypt di Suez, Mesir, pada 26 Juni 2023. (Xinhua/Wang Dongzhen)

Proyek-proyek BRI di Afrika mencakup energi, pelabuhan, bandara, jalan raya, jalur kereta, sekolah, dan aspek-aspek lainnya, merupakan sebuah fakta yang membuktikan bahwa keterlibatan China dalam pembangunan infrastruktur serta pembangunan ekonomi dan sosial di Afrika “kini tidak dapat tergantikan.”

 

Washington, AS (Xinhua) – Lawrence Freeman, seorang pakar tentang Afrika asal Amerika, mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Xinhua bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) memberikan kontribusi penting untuk meningkatkan hubungan politik dan ekonomi global sejak diluncurkan satu dasawarsa lalu, terutama di benua Afrika.

Dia yakin bahwa kekurangan listrik yang parah merupakan masalah infrastruktur yang paling sulit diatasi yang dihadapi Afrika, yang tidak hanya memperburuk kemiskinan, tetapi juga “membunuh” warga Afrika.

“Ini bukan metafora,” ujar Freeman, karena tanpa listrik, produksi industri dan pertanian serta infrastruktur dasar seperti rumah sakit tidak akan mungkin berjalan. China secara aktif bekerja sama dengan banyak negara Afrika untuk mengatasi masalah ini, tambahnya.

Proyek-proyek BRI di Afrika mencakup energi, pelabuhan, bandara, jalan raya, jalur kereta, sekolah, dan aspek-aspek lainnya, kata Freeman, dan itu merupakan sebuah fakta yang membuktikan bahwa keterlibatan China dalam pembangunan infrastruktur serta pembangunan ekonomi dan sosial di Afrika “kini tidak dapat tergantikan.”

Banner

Sebagai seorang pakar tentang Afrika, Freeman memberikan saran kepada banyak pemerintah di sub-Sahara Afrika mengenai kebijakan pembangunan ekonomi dan telah menyaksikan beberapa proyek BRI di benua tersebut.

“Seorang menteri ekonomi di Afrika pernah mengatakan kepada saya: ‘Jika Anda menghilangkan China dari Afrika, tidak ada yang akan menggantikannya,'” ujarnya.

Selama bertahun-tahun, Freeman mengadvokasi Jaringan Kereta Cepat Terpadu Uni Afrika yang visioner, yang merupakan proyek unggulan dari ‘Agenda 2063 Afrika’ Uni Afrika yang diadopsi pada 2015 dan, setelah rampung, akan menghubungkan beberapa ibu kota dan pusat-pusat komersial Afrika. Oleh karena itu, Freeman sangat terkesan dengan beberapa jalur kereta berstandar tinggi yang dibangun oleh China di benua Afrika.

Proyek-proyek BRI di Afrika
Foto yang diabadikan pada 21 Agustus 2023 ini menunjukkan bendungan Karuma di Pembangkit Listrik Tenaga Air Karuma di Kiryandongo, Uganda. (Xinhua/Hajarah Nalwadda)

Pada 2016, Freeman menghadiri upacara yang menandai peresmian jalur kereta listrik Addis Ababa-Djibouti — sebuah proyek awal yang terwujud dari kerja sama kapasitas produksi China-Afrika — di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia. Impiannya selama puluhan tahun untuk menaiki kereta di Afrika akhirnya terwujud dengan adanya jalur kereta yang dibangun oleh China di Nigeria.

“Selama 30 tahun saya melakukan perjalanan ke Afrika, saya akhirnya dapat menaiki kereta pada 2021,” kata Freeman, seraya menambahkan bahwa kereta tersebut berada di jalur yang menghubungkan Abuja, ibu kota Nigeria, dengan Kaduna, sebuah kota metropolitan di bagian utara yang merupakan pusat transportasi utama di negara itu.

“Saya pernah berkendara melalui rute itu dengan jalan yang belum diaspal,” kenang Freeman. Dengan rampungnya jalur kereta Abuja-Kaduna, “Saya dapat duduk santai di dalam kereta … Perjalanannya nyaman dan mulus … Saya menikmati setiap detiknya karena saya telah menunggu puluhan tahun untuk menaiki kereta di Afrika.”

Banner

Berbicara tentang tuduhan tak berdasar dan serangan jahat oleh beberapa politisi AS terhadap Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, Freeman mengatakan klaim bahwa China melakukan apa yang disebut “diplomasi jebakan utang” telah berulang kali terbukti keliru oleh para pakar Barat.

“China tidak mengintervensi urusan dalam negeri (negara-negara peserta pembangunan bersama BRI),” ujarnya. “China meminjamkan uang tanpa persyaratan apa pun.”

“Namun, masih ada orang-orang yang kurang bijak di pemerintahan AS, di Departemen Luar Negeri AS, di Kongres AS yang mengulang-ulang hal ini” (retorika yang keliru) tentang kebijakan China di Afrika, kata Freeman.

Beberapa diplomat dan anggota Kongres AS berulang kali mendiskreditkan kebijakan China di Afrika, melontarkan “serangan yang tidak berdasar atau kurang bijak terhadap China” meskipun “memiliki akses untuk mengetahui dengan lebih baik” tentang apa yang sebenarnya terjadi, ujarnya.

“Mereka mengulangi sesuatu yang sudah diketahui sebagai sesuatu yang tidak benar. Jadi, itu bukan lagi ketidaktahuan. Itu adalah disinformasi yang disengaja,” tutur Freeman.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan