Banner

DK PBB gagal adopsi resolusi perihal gencatan senjata di Gaza

Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pemungutan suara terkait resolusi usulan Rusia yang menyerukan pelaksanaan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza di markas besar PBB di New York pada 16 Oktober 2023. (Xinhua/Xie E)

Resolusi gencatan senjata di Gaza yang diusulkan oleh Rusia di DK PBB ditolak oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang, sementara enam negara lainnya memutuskan untuk abstain.

 

PBB (Xinhua) – Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (16/10) gagal mengadopsi resolusi usulan Rusia yang menyerukan pelaksanaan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.

Draf resolusi itu mengantongi lima suara dukungan dan empat suara penolakan, dengan enam suara abstain.

Empat negara yang mendukung Rusia dalam pemungutan suara terkait resolusi itu adalah China, Uni Emirat Arab, Mozambik, dan Gabon. Sementara empat negara lain yang menolak resolusi tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang. Enam negara lainnya memutuskan untuk abstain.

Resolusi gencatan senjata
Seorang pria yang terluka menunggu untuk mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit usai serangan udara Israel di Gaza City pada 17 Oktober 2023. Sejak konflik berdarah antara Hamas dan Israel dimulai pada 7 Oktober, sebanyak 2.808 warga Palestina telah tewas dan 10.850 lainnya mengalami luka-luka, menurut data yang dirilis oleh kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Militan Hamas pada 7 Oktober melancarkan serangan mendadak terhadap sejumlah target militer dan kota-kota Israel, yang mendorong Israel untuk melakukan serangan udara ekstensif di Gaza. Serangan Hamas menewaskan lebih dari 1.300 orang di Israel, menurut data yang dirilis oleh militer Israel. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Agar dapat diadopsi, sebuah resolusi DK PBB memerlukan sedikitnya sembilan suara dukungan dan ketiadaan veto dari lima anggota tetap dewan tersebut.

Banner

Perwakilan tetap Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menyampaikan bahwa delegasinya sangat kecewa dengan hasil pemungutan suara tersebut.

“Tidak ada hal dalam (draf) resolusi itu yang dapat diperdebatkan karena ini murni tentang kemanusiaan. Satu-satunya alasan yang membuat resolusi itu tidak disetujui adalah karena mereka tidak ingin mendukung apa pun yang berasal dari Rusia,” ujarnya kepada para reporter setelah pemungutan suara tersebut.

DK PBB masih mempertimbangkan draf resolusi lainnya terkait isu yang sama dari Brasil. Tanggal untuk pemungutan suara mengenai draf tersebut belum ditetapkan.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan